Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita SBY soal Mimpinya Naik Kereta Bersama Mega Dinilai Bukan Sinyal Koalisi, tapi…

Kompas.com - 20/06/2023, 12:01 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Cerita Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal mimpi naik kereta bersama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dinilai bukan sebagai sinyal koalisi partai banteng dan partai bintang mercy.

Meski Demokrat dan PDI-P belakangan tampak hangat, analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo berpendapat, koalisi kedua partai untuk Pemilu 2024 masih jauh dari jangkauan.

“Apakah ini bisa diartikan sebagai permintaan atau keinginan untuk berkoalisi? Sah-sah saja diartikan begitu, tapi menurut saya agak melompat logikanya kalau dari Demokrat dan PDI-P tiba-tiba berkoalisi sekarang,” kata Kunto kepada Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

Baca juga: Teka-teki Mimpi SBY Naik Kereta Bareng Megawati dan Jokowi, Tertarik Alihkan Dukungan pada Ganjar?

Demokrat dan PDI-P dinilai sulit berkoalisi lantaran kedua partai sama-sama telah membentuk kongsinya sendiri untuk Pemilu 2024.

Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membangun Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang rencananya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Sedangkan PDI-P yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres telah mengantongi dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), hingga Partai Hanura.

Baca juga: Puan-AHY Sudah Bertemu, Demokrat: Syukur-syukur Pak SBY dan Ibu Mega Bertemu Juga...

Ketimbang sinyal koalisi, Kunto memandang cuitan SBY sebagai upaya rekonsiliasi mengingat hubungan Demokrat dan PDI-P, khususnya SBY dan Megawati, memanas selama hampir dua dekade akibat rivalitas politik.

Menurut dia, SBY ingin mengajak Megawati dan Presiden Joko Widodo untuk mendukung Pemilu 2024 yang damai, meski masing-masing punya preferensi politik berbeda.

“Lebih ke mengajak elite politik ini untuk berkonsolidasi politik. Walaupun mereka punya jagoannya masing-masing, tapi jangan sampai perpecahan itu akhirnya membuat kita nggak bisa menikmati perjalanan, bahkan nggak nyampai ke tujuan,” ujar Kunto.

Lebih lanjut, Kunto menilai, lewat kicauannya tentang naik kereta bersama, SBY tengah berupaya mengambil hati Mega.

Baca juga: Pesan SBY ke AHY sebelum Bertemu Puan: Jangan Hanya Bahas Politik Praktis

Cuitan tersebut sengaja diunggah SBY berdekatan dengan momentum pertemuan putranya dan putri Megawati, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Puan Maharani.

“Pasti Pak SBY mencari momentum yang pas. Dan komunikasi politik dengan menggunakan mimpi, tafsir mimpi ini memang suatu hal yang sangat efektif untuk Bu Mega. Jadi Pak SBY memang sangat tahu caranya untuk mengambil hati Bu Mega,” katanya.

Jika saja dalam beberapa waktu ke depan terjadi pertemuan lanjutan antara PDI-P dan Demokrat, atau bahkan SBY dan Mega, Kunto mengatakan, bisa dibilang Presiden ke-6 RI itu berhasil mengambil hati sang Presiden ke-5 RI yang akhirnya “luluh”.

“Kita tunggu saja, dalam 1-3 bulan ke depan bagaimana kelanjutan ‘mimpi’ ini,” tuturnya.

Sebelumnya, SBY mengaku bermimpi melakukan perjalanan menggunakan kereta bersama Presiden Jokowi dan Megawati.

Halaman:


Terkini Lainnya

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com