Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Kalah Bersama Gerindra, PAN Dinilai Lebih Berminat Gabung PDI-P

Kompas.com - 17/06/2023, 05:14 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai lebih tertarik untuk bergabung dengan PDI-P guna mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menduga langkah itu bakal ditempuh karena PAN mengalami kekalahan pada Pilpres 2014 dan 2019 saat berkoalisi dengan Partai Gerindra.

“Sepertinya PAN berusaha mencari suasana politik yang baru karena (Pilpres) 2014 dan 2019 PAN sudah bergabung dengan Gerindra usung Prabowo Subianto dan dua kali pemilu itu PAN kalah,” tutur Adi dihubungi Kompas.com, Jumat (16/6/2023).

Alasan kedua, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan beberapa kali menyiratkan keinginan untuk memasangkan Ganjar dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Salah satunya, dalam forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PAN yang digelar akhir Februari 2023.

Baca juga: PAN Tak Ingin Hanya Jadi Pelengkap jika Gabung dengan KIR atau Parpol Pengusung Ganjar

“Zulhas mencoba untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir, nah itulah yang saya kira secara subjektif, PAN lebih condong dan tertarik untuk bergabung dengan PDI-P,” sebut dia.

Di sisi lain, Adi menyatakan bahwa kans Erick untuk menjadi bacawapres Ganjar lebih berat ketimbang jika menjadi pendamping Prabowo.

Pasalnya, saat ini PDI-P memperhitungkan sejumlah nama lain untuk menjadi bakal RI-2 yang akan diusungnya.

“Bukan hanya (bersaing) dengan Sandi, Erick juga bersaing dengan nama besar lain seperti Mahfud MD, Nasaruddin Umar, dan lainnya. Jelas antrian jadi cawapres Ganjar panjang. Kalau cawapres Prabowo tinggal bagaimana negosiasi politik dengan Cak Imin,” imbuh dia.

Baca juga: Bursa Cawapres Ganjar, Megawati Diprediksi Pilih Figur yang Tak “Ancam” PDI-P di Pemilu 2029

Diketahui sampai saat ini PAN belum menentukan sikap apakah bakal merapat ke PDI-P untuk mengusung Ganjar, atau menjajaki kerja sama dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang berisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mendukung Prabowo sebagai bacapres.

Tapi, sejumlah elit PAN terus menyampaikan bahwa syarat utama untuk bekerja sama dengan PAN adalah mau memilih Erick sebagai bakal RI-2.

Sementara itu, PAN sebenarnya sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, PPP saat ini telah resmi mengusung Ganjar sebagai bacapres dan menjajaki kerja sama dengan PDI-P.

Kemudian Golkar tengah mendorong terbentuknya koalisi besar dengan KKIR untuk mendorong agar ketua umumnya, Airlangga Hartarto bisa mendampingi Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com