Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Soekarno dan Che Guevara Bahas Revolusi di Istana Merdeka...

Kompas.com - 14/06/2023, 09:52 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pernah mendapat kehormatan didatangi oleh tokoh politik sekaligus pejuang pada Juni 1959. Dia bahkan tetap mempertahankan rambut gondrong saat bertemu dengan Presiden Soekarno.

Tokoh itu adalah Ernesto Guevara de la Serna atau kerap disapa Che Guevara. Lelaki itu lahir pada 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina.

Akan tetapi, ketika datang ke Indonesia saat itu Che merupakan pimpinan delegasi Kuba yang diutus sang Perdana Menteri, Fidel Castro.

Che dan Castro saat itu baru saja berhasil menggulingkan pemerintahan diktator Fulgencio Batista, yang didukung Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerikat Serikat, dari tampuk kekuasaan di Kuba.

Baca juga: Che Guevara, Lulusan Kedokteran yang Jadi Ikon Revolusioner Dunia

Setelah revolusi itu Castro mengutus Che untuk menyambangi sejumlah negara yang mengikuti Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan 4 tahun sebelum Revolusi Kuba, serta sejumlah tokoh gerakan Non Blok.

Menurut laporan, Castro adalah pengagum pemikiran Soekarno yang anti terhadap imperialisme. Hal itu terjadi setelah dia membaca pidato pembelaan Soekarno yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berjudul Indonesia Menggugat, yang dibacakan di depan pengadilan di Bandung pada 1931.

Dari pidato itu Castro menganggap pokok-pokok pemikiran Soekarno yang menginginkan dunia yang terbebas dari penjajahan sejalan dengan semangatnya. Castro kemudian mengutus Che ke Jakarta untuk menemui Soekarno.

Dengan mengenakan setelan pakaian mirip seragam tentara dan dilengkapi dengan topi baret berlambang bintang itulah Che bertemu dan bersalaman dengan Soekarno di Istana Merdeka, Jakarta.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pengambilan Foto Ikonik Che Guevara

Soekarno kemudian menjamu Che dengan hidangan, dan ditutup dengan mengisap cerutu Kuba bersama-sama.

"Bagi saya, Che...bagi saya sebuah perubahan sejarah itu tidak boleh setengah-setengah, ia harus menjebol, ia harus memporak porandakan, dari situasi porak poranda itu kita bangun yang baru, bangunan masyarakat yang modern, terhormat dan memanusiakan manusia,” kata Soekarno kepada Che.

Ketika itu, dunia tengah dilanda Perang Dingin antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Eropa Barat sebagai pengusung kapitalisme, serta Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dan China sebagai perwakilan penganut komunisme-sosialisme.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Che Guevara, Simbol Revolusi Dunia


Soekarno saat itu sebagai salah satu penggagas gerakan Non Blok menginginkan negara-negara yang belum lama merdeka tidak terseret dalam pertikaian dua raksasa besar itu.

Dalam bincang-bincang dengan Che, Soekarno memaparkan kesulitan yang dialami bangsa Indonesia ketika masih dijajah oleh pemerintah kolonial Belanda.

Menurut Soekarno, satu-satunya jalan untuk membebaskan rakyat saat itu adalah dengan perlawanan, supaya bangsa Indonesia berdaulat dan bisa membangun kebudayaan dan peradabannya secara mandiri.

Che kemudian mengundang Soekarno untuk datang ke Kuba. Dan Soekarno memenuhi undangan itu setahun kemudian, tepatnya pada Oktober 1960.

Baca juga: Kala Kotak Cerutu Che Guevara Batal Dilelang

Sebelum pulang, Che dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Saat bertandang ke Kuba, Soekarno bertemu dengan Fidel Castro dan Che. Soekarno bahkan memberikan hadiah keris kepada Castro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com