Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Nasihat Sergio Zyman jika Pasang Iklan Pilpres

Kompas.com - 14/06/2023, 09:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya tidak peduli dengan iklan yang memenangkan penghargaan. Satu-satunya hal bahwa yang harus dipedulikan oleh setiap orang pemasaran adalah konsumsi riil. Pemasaran harus bisa membuat “konsumen” bertindak. – Pakar Marketing, Sergio Zyman.

BAIK Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo, keduanya tengah melakukan praktik promosi diri. Jika Ganjar memilih jogging sebagai bentuk “dekat dan peduli rakyat”, sedangkan Anies cenderung mengasosiakan promosinya sebagai “bekerja dan peduli dengan rakyat bawah”.

Sementara Prabowo Subianto, kini merambah dunia internasional melalui proposalnya mengagas damai Rusia-Ukraina, sebagai wujud uji kapasitasnya sebagai calon pemimpin besar.

Bagaimana jika Sergio adalah pendukung konstestasi capres-cawapres Pilpres 2024, apa yang akan dilakukannya?

Membaca figure Sergio Zyman seperti membaca kegagalan New Choke, sebuah kegagalan versi Coca Cola. Kisah jatuh bangun perusahaan minuman ternama dunia.

“Tapi saya menyukainya,” kata Sergio.

Setiap kali menjadi pembicara, Sergio hampir selalu diperkenalkan sebagai seseorang yang bertanggungjawab atas kegagalan terbesar di dalam sejarah pemasaran setelah Edsel-New Coke.

Pemasaran tak hanya sekadar bisa menghasilkan “keuntungan” yang bisa dipertanggungjawabkan. Namun yang terpenting bisa “dipahami” olek konsumen atau para pemilih capres dalam konteks pilpres 2024.

Dalam politik hal-hal itu terdistorsi pada wujud persaingan terbuka, sehingga usaha saling serang atas isi promosinya begitu keras, sampai menyeret isu politik identitas. Bahkan sampai ada yang meributkan tangan kiri atau kanan saat beraktifitas.

Harus dimaklumi di negara mayoritas Muslim yang notabene ajarannya masih dipegang teguh, ukuran kanan-kiri saja bisa menghasilkan satu gelembung pemilih yang militan karena dasar ajaran agama. Jadi jangan main-main dengan citra.

Jadi pertanggungjawaban atas nilai juga menjadi salah satu poin, ketika meluncurkan sebuah iklan pemilu, bukan sekadar tebar pesan saja.

Revolusi beriklan

Sergio berpendapat ada masa ketika era pemasaran seperti yang kita pahami selama ini telah mati. Ada hal yang harus dipegang teguh, kita tak hanya mengubah persepsi, tetapi juga kenyataan-kenyataan mengenai apa yang akan dilakukan dengan iklannya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemasaran saat ini menjadi perangkap, mereka terjebak pada konten namun melupakan substansi dasar, target “menjual barang”. Merebut hati pemilih!

Cerita tentang Sergio adalah kisah iklan bernilai jutaan dollar AS, yang kemudian diabaikan atau tepatnya dibuang setelah dianggap “berhasil”. Padahal, menurut Sergio, substansinya yang gagal tujuan.

Iklan popular yang dibuatnya untuk coke ketika itu hanya menjadikan produk semarak, dan diduplikasi hingga popular di banyak negara dengan banyak model, namun sama sekali tak mendongkrak hasil penjualan produk. Padahal itulah sesungguhnya kunci reklame ketika kita menjual produk.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com