Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Ingin Tarik Demokrat dari KPP, PDI-P: Ini Komunikasi agar Pemilu Demokratis

Kompas.com - 12/06/2023, 20:55 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, komunikasi antara PDI-P dan Demokrat bertujuan untuk memastikan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berjalan dengan baik dan demokratis.

Hal ini disampaikan Hasto menjawab tudingan yang menyebut PDI-P tengah mendekati Partai Demokrat agar partai tersebut meninggalkan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).

"Ya ini kan baru istilahnya membangun komunikasi dalam rangka agar pemilu dapat berjalan dengan baik, berjalan dengan demokratis," kata Hasto di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (12/6/2023).

Oleh karenanya, Hasto meminta semua pihak untuk membuang prasangka buruk atas hubungan PDI-P dan Demokrat yang mendekat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Puan Akan Temui AHY, PDI-P: Kami Tak Punya Niat Rusak Koalisi

Kedua partai yang sempat berseteru ini memang tampak akrab akhir-akhir ini, salah satunya dengan pertemuan antara Hasto dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya pada Minggu (11/6/2023) kemarin.

Hasto menegaskan, meski berbeda koalisi dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024, komunikasi politik antara PDI-P dan Partai Demokrat tetap mesti dibangun demi kemajuan bangsa.

"Dialog ini kan budaya kita, kultur kita, maka kami melakukan itu dan ternyata publik juga menagngapi sangat positif terhadap pertemuan yang kami lakukan," ujar Hasto.

Hasto juga mengklaim bahwa belum ada pembicaraan formal di antara kedua partai untuk berkoalisi pada Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Kaesang Siap Jadi Depok Pertama, Sekjen PDI-P: Pilkada Masih Setelah Pileg dan Pilpres

Akan tetapi, ia tidak membenarkan maupun membantah ketika ditanya soal ada atau tidaknya pembicaraan informal terkait kerja sama politik dengan Demokrat.

"Ya kalau informal kan namanya sambil makan, muncul berbagai ide imajinasi tentang masa depan," ujar Hasto.

Ia mengatakan, pertemuannya dengan Riefky baru pertemuan awal di antara kedua partai politik dan akan diikuti pertemuan lanjutan, termasuk pertemuan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Dari situ lah komunikasi terbangun, ada mekanisme, ada contact person antara kedua partai sehingga paling tidak dengan dialog dan komunikasi kalau ada persoalan itu dicari suatu titik temu," kata Hasto.

Baca juga: PKS Tak Khawatir Demokrat Berbalik Arah Setelah AHY Bertemu Puan

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie curiga PDI-P memiliki niat buruk terkait rencana pertemuan antara AHY dan Puan.

Akan tetapi, Effendi percaya Demokrat memiliki iman yang kuat sehingga tidak akan meninggalkan KPP.

"Kalau ada niat memecah belah ada menggerogoti Koalisi Perubahan gimana? Mungkin saja mereka (PDI-P) punya niat kurang baik," ujar Effendi saat dimintai konfirmasi, Senin.

"Tapi Nasdem percaya sama Demokrat. Iman Demokrat tetap kuat bersama Koalisi Perubahan," katanya lagi.

Baca juga: Puan-AHY Akan Bertemu, Nasdem Curiga PDI-P Punya Niat Buruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com