Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ade Armando Takut Blusukan Setelah Jadi Korban Pengeroyokan...

Kompas.com - 09/06/2023, 09:54 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi dan pegiat media sosial Ade Armando mengaku tidak lagi berani berada di tengah kerumunan orang tak dikenal setelah menjadi korban pengeroyokan pada 11 April 2022.

"Saya tuh juga takut untuk turun lapangan sampai blusukan, (karena) dikeroyok, jadi sampai sekarang saya masih harus berhati-hati berada di kerumunan orang yang saya tidak kenal," kata Ade dalam program Gaspol! Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Ade Armando: PSI Ini seperti LSM yang Berubah Jadi Partai Politik

Ade pun kini meninggalkan kebiasaannya menggunakan kereta, sebab dia merasa takut ketika berada di tengah-tengah orang yang tak dikenal.

Ia mengaku tidak menyangka bakal dikeroyok oleh orang-orang yang membencinya, meski ia merasa sudah sering 'diserang' lewat beragam laporan ke polisi.

"Bayangkan, di depan DPR, kan ruang sangat terbuka, di situ ada polisi pula, dan mereka mengeroyok saya di situ, siapa yang pernah bisa membayangkan itu terjadi? Enggak kan?" ujar Ade.

"Ini pelajaran pahit juga buat saya ya, saya ternyata dibenci banyak orang," imbuh dia.

Ade meyakini bahwa pengeroyokan terhadap dirinya dilakukan secara sistematis. Ia membantah anggapan yang menyebut pelaku pengeroyokan adalah mahasiswa.

Untuk diketahui, pengeroyokan itu terjadi ketika Ade meliput unjuk rasa mahasiswa menentang wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo menjadi tiga periode di depan Gedung DPR.

Baca juga: Jika Terpilih, Ade Armando Klaim Akan Bongkar Korupsi di DPR

Saat itu, Ade sempat diwawancarai oleh media massa terkait kehadirannya di lokasi unjuk rasa. Ia menduga, wawancara ini menjadi petunjuk bagi pembencinya untuk mengetahui keberadaan Ade di depan Gedung DPR.

"Saya percaya digerakkan, ada yang memerintahkan mereka, karena cara mereka memukuli saya itu menurut saya sangat sistematis. Mereka mengerubungi saya, jadi ini bukan pemukulan yang random," kata Ade.

Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menuturkan, pelaku pengeroyokan itu membentuk barikade sehingga tidak ada orang yang bisa menolong dirinya.

"Polisi pun ketika itu menolong saya dengan cara harus mendobrak, jadi kayak ada sebuah tim yang betul-betul mendobrak dengan segala macam alat yang mereka miliki, dan itu pun masih diserang oleh para pengeroyok saya," ujar Ade.

Ade enggan mencurigai ada kelompok tertentu yang mendesain serangan kepadanya, ia menilai pelaku pengeroyokan itu hanyalah orang-orang yang membenci dirinya.

Mantan dosen di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini juga menegaskan bahwa pelaku pengeroyokan bukanlah mahasiswa.

Sebab nyatanya, Ade tidak mengalami kekerasan apapun ketika sedang meliput jalannya unjuk rasa, yang menurutnya berjalan dengan suhu yang tidak terlalu panas.

"Anda lihat siapa akhirnya yang dibawa ke pengadilan, tidak satupun mahasiswa. Sebagian justru pengangguran, sopir ojek, anak-anak muda, bukan mahasiswa, bukan orang kampus, ada yang tua juga," kata dia.

Baca juga: Ade Armando Putuskan Gabung PSI karena Kerap Kritik Anies

Untuk diketahui, kasus pengeroyokan ini telah diputus oleh pengadilan di mana keenam pelakunya dijatuhi hukuman 8 bulan penjara pada pengadilan tingkat pertama, lalu diperberat menjadi 1 tahun penjara oleh Mahkamah Agung.

Para pelaku itu adalah Marcos Iswan, Komar, Abdul Latif, Al Fikri Hidayatullah, Dhia Ul Haq, dan Muhammad Bagja.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com