Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Turunnya Elektabilitas Anies karena Kerja Parpol Pendukung Belum Maksimal

Kompas.com - 07/06/2023, 11:56 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menyebut, turunnya elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan bukan karena belum ditemukannya figur bakal calon wakil presiden (bacawapres).

Menurut dia, dalam survei Indikator Politik Mei 26-30 Mei 2023, penurunan tingkat elektoral mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih disebabkan belum optimalnya kinerja partai politik (parpol) pendukungnya.

“Data survei Indikator menunjukkan pemilih atau konstituen dari partai-partai di Koalisi Perubahan belum solid menjatuhkan pilihan terhadap Anies. Tidak terkecuali juga Partai Demokrat,” ujar Bawono pada Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

“Jangan-jangan (penurunan elektabilitas Anies) karena kerja-kerja politik dari partai pendukung belum all out,” ujar dia.

Baca juga: Elektabilitas Anies Terus Turun hingga Buat Demokrat Gelisah, Benarkah?

Sebelumnya, dugaan turunnya elektabilitas Anies karena tak kunjung mendeklarasikan bacawapresnya diungkapkan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief.

Namun, menurut Bawono, para pendukung Demokrat saja belum sepenuhnya memberikan dukungan pada Anies.

“Konstituen Partai Demokrat yang menjatuhkan pilihan capres terhadap Anies Baswedan masih sekitar 40 persen saja. Jangan sampai Koalisi Perubahan ini salah melakukan identifikasi masalah,” ucap dia.

Ia menuturkan, modal konstituen Anies pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah bekas pemilih Prabowo Subianto yang kecewa setelah Ketua Umum Partai Gerindra itu memilih bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo setelah Pilpres 2019.

Namun, saat ini tantangan yang paling berat untuk Anies adalah mendapatkan konstituen Prabowo yang mulai berpikir ulang untuk kembali memberikan dukungan pada mantan Danjen Kopassus itu serta memikat pendukung Jokowi.

“Tingkat elektabilitas Anies Baswedan akan mengalami tekanan ketika approval rating Presiden Joko Widodo tinggi dan juga Prabowo Subianto perlahan-lahan mampu membuat pemilih-pemilih dia balik kandang sembari menuai simpati para pemilih Jokowi,” ujar dia.

Baca juga: Anies Dinilai Bisa Rebut Simpati Pemilih Jokowi buat Mengatrol Elektabilitas

Adapun penurunan elektabilitas Anies itu kemudian memunculkan perbedaan pendapat di internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Andi Arief meminta agar Anies segera mengumumkan bacawapresnya supaya jarak elektoral dengan bacapres lain tidak semakin jauh.

Sementara itu, PKS dan Nasdem menganggap bahwa penurunan tingkat elektabilitas Anies tak dipengaruhi oleh momentum deklarasi bacawapres.


Saat ini, Anies dan Tim Delapan KPP mengaku sudah menetapkan satu nama bacawapres. Namun, deklarasi masih menunggu proses lanjutan.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sekaligus Anggota Tim Delapan KPP menuturkan, batas waktu deklarasi ditetapkan 16 Juli 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com