Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III Cecar Polri Soal "Polisi RW" yang Diluncurkan Jelang Pemilu

Kompas.com - 05/06/2023, 18:22 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota Komisi III menyoroti program "Polisi RW" yang diluncurkan beberapa kepolisian daerah (polda) menjelang Pemilu 2024, pada saat rapat kerja dengan Polri, Senin (5/6/2023).

Anggota Komisi III dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Alhabsyi menilai, program ini cukup menarik perhatian karena diluncurkan bertepatan dengan tahapan Pemilu 2024. Ia pun turut menyoroti anggaran yang digunakan untuk program tersebut.

"Dan apa program ini tidak akan membebani anggaran kita? Kemudian apakah program ini tidak overlap dengan Bhabinkamtibmas? Karena ini menjelang pemilu jadi orang ini pada tanya. Kalau saya sih biasa-biasa saja," ujar Aboe.

Baca juga: Polisi RW Tangani Pertengkaran Warga karena Isu Santet di Bondowoso

Sebagai informasi, Polisi RW bertugas sebagai petugas penghubung (liaison officer/LO) Polri di tiap RW yang berperan untuk mendengarkan, menerima, berempati terhadap keluh kesah, keresahan, keinginan, harapan, dan permasalahan di masyarakat.

Menurut Aboe, prinsip dari program Polisi RW sudah bagus. Namun, menurutnya, Polri perlu memberikan penjelasan lanjutan kepada Komisi III terkait anggaran dari program itu.

"Cuma karena ini pemilu sensitif gitu tinggal 7, 8 bulan. Itu yang pertama, anggarannya dicantolkan kemana gitu pak," ucapnya.

Baca juga: Wasekjen PBNU Rahmat Pulungan: Polisi RW Perlu Diperjelas Arahnya

Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari meminta agar Komisi III dapat turut dilibatkan dalam proses pengawasan program baru ini.

"Oleh karena itu menurut saya ini bisa menjadi subject to be evaluated. Maksudnya suatu hal yang kita di Komisi 3 bisa dilibatkan juga pengawasan dalam hal pelaksanaannya. Di dapil-dapil kita ini, mungkin polda-nya bisa menyampaikan kepada kita di daerah mana saja yang disiapkan polisi RW nya," tutur Taufik.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono memastikan anggaran untuk program Polisi RW tidak akan membebani negara.

Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono di layar televisi dari Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2023).KOMPAS.com/Rahel Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono di layar televisi dari Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Namun, pimpinan Komisi III DPR RI Adies Kadir yang memimpin rapat tersebut mengatakan akan mengagendakan rapat khusus untuk membahas soal program Polisi RW.

"Polisi RW banyak pertanyaan tadi. Polisi RW sebenernya kita tidak membebani anggaran Polri tapi nanti waktu lengkapnya setelah saya nanti Pak Fadil (Kabaharkam Polri) akan menjelaskan soal Polisi RW ini," ucap Gatot.

"Nanti kita undang khusus saja pak," sahut Adies.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Komjen Pol Fadil Imran berencana menjadikan program "Polisi RW" secara nasional.

Baca juga: Terjunkan 200 Polisi RW, Kapolres Salatiga: Ini Tidak Ada Hubungannya dengan Pemilu

Menurut Fadil, Polisi RW tersebut nantinya akan ditempatkan di setiap wilayah dan diharapkan dapat mencegah gangguan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibman).

"Tugas Polisi RW menyelesaikan permasalahan Kambtimas yang bisa menimbulkan kejahatan, tentunya bersama elemen masyarakat. Kemudian menganalisa bersama masyarakat tentang potensi yang dapat menganggu Kamtibmas, mulai dari geografis, demografi, dan lainnya," kata Fadil dalam keterangan tertulis, Senin (15/5/2023).

Menurutnya, Polisi RW juga akan berkerja sama dengan seluruh elemen masyarakat di wilayahnya masing-masing.

Kapolresta Banyumas Edy Suranta Sitepu mengecek personel saat peluncuran polisi RW di Mapolresta Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (17/5/2023).FADLAN MUKHTAR ZAIN Kapolresta Banyumas Edy Suranta Sitepu mengecek personel saat peluncuran polisi RW di Mapolresta Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (17/5/2023).

Dia mengatakan, berharap Polisi RW dapat melakukan penyelesaian permasalahan dengan cepat hingga mencegah terbentuknya potensi kejahatan.

"Kemudian menyusun respon terhadap persoalan tersebut. Perlahan seluruh faktor-faktor yg terbukanya ruang gangguan Kamtibmas bisa dihilangkan," kata mantan Direktur Siber Bareskrim Polri ini.

Adapun program Polisi RW awalnya diinisiasi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Namun belakangan ini program itu mulai diluncurkan sejumlah kepolisian di daerah seperti Bogor, Garut, Demak, hingga Malang Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com