Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Buruh Sebut Upaya DPR "Ancam" MK adalah Upaya Memalukan

Kompas.com - 02/06/2023, 16:38 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Buruh mengecam adanya ancaman sejumlah anggota DPR RI terhadap Mahkamah Konstitusi (MK) jika memutuskan perubahan sistem pemilihan legislatif.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal berpandangan, tindakan yang dilakukan anggota DPR RI terkait penganggaran atau budgeting terhadap MK adalah hal yang memalukan.

"Terhadap ancaman sekelompok anggota DPR RI yang mengatasnamakan partai politiknya masing-masing, mengancam Mahkamah Konstitusi, Partai buruh mengecam keras. Itu adalah demokrasi barbar, memalukan anggota DPR RI semacam itu," kata Said Iqbal dalam konferensi pers, Jumat (2/6/2023).

Baca juga: Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan Budgeting

Said Iqbal berpandangan, anggota DPR RI yang mengancam MK tidak mengerti pembagian kekuasaan dalam sistim trias politika. Dalam sistim ini, kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.

"Kalau benar mereka menyatakan mewakili fraksi dan mewakili partai politik, maka fraksi dan partai politik itu layak dipertanyakan apakah boleh tetap berada di DPR RI? karena mereka tidak mengerti sistim konstitusi negara yang menganut trias politika," kata Said Iqbal.

Said Iqbal menyampaikan, seluruh peraturan perundang-undangan dibuat oleh Pemerintah dan DPR, termasuk undang-undang soal MK. Dengan demikian, seharusnya anggota DPR RI telah paham tugas pokok dan fungsi MK sebagai lembaga yudikatif.

"Ingat ini trias politika. Enggak bisa satu kekuasaan dibubarkan dan enggak bisa dikurangi kewenangan dan diancam hanya karena enggak bisa menuruti kemauan sebagian partai politik atau fraksi di DPR," papar Said Iqbal.

"Trias politika ini kan enggak boleh saling menidakan dan menjatuhkan, ini memalukan anggota DPR yang mengancam-ngancam konstitusi," tambahnya.

Said Iqbal mengaku heran dengan tindakan anggota DPR RI yang terlihat marah terhadap dugaan MK akan mengganti sistem pemilu legislatif. Padahal, MK merupakan saluran menggugat pasal dalam Undang-undang yang dinilai merugikan atau menghilangkan hak konstitusional warga negara.

"Kenapa partai buruh bereaksi? ketika kami menggugat Undang-undang Cipta Kerja, itu pimpinan-pimpunan dan fraksi-fraksi di DPR enteng aja bilang, 'silakan menggugat ke MK karena itu salurannya'. Nah sekarang kalau ada sekelompok orang menggugat sistem pemilu kok mereka marah?" kata Said Iqbal.

Baca juga: Bareskrim Akan Panggil Denny Indrayana terkait Putusan MK yang Diduga Bocor

"Ini jangan ambivalent DPR, kalau kepentingannya saja cepat, kalau naikin gaji DPR, naikin fasilitas DPR, jalan-jalan ke luar negeri, Undang-undang yang mengancam DPR cepat bereaksinya, bahkan mengancam lembaga peradilan yudikatif," ucapnya.

Said Iqbal pun menegaskan, Partai yang dipimpinnya tidak dalam posisi mendukung sistem terbuka atau tertutup dalam pemilihan legislatif. Namun, ia menekankan pentingnya penghormatan terhadap lembaga konstitusi.

"Ini DPR begini keblinger, demokrasi barbar, giliran omnibus law Cipta Kerja yang kami tolak, kami mosi tidak percaya pada DPR, DPR enteng saja 'silakan ke MK, jalurnya MK' nah sekarang ada sekelompok orang mempersoalkan sistem pemilu kok marah? keputusannya juga belum dikeluarkan? jangan marah dong," kata Said Iqbal.

"Partai buruh tidak pada posisi proporsional terbuka atau tertutup, menyerahkan pada MK dan jangan diintervensi oleh DPR," tuturnya.

Di sisi lain, Said Iqbal tak yakin konferensi pers sejumlah anggota DPR yang menyatakan ancaman terhadap MK merupakan suara dari fraksi atau partai politik masing-masing. Ia berpandangan, seharusnya anggota DPR malu dengan tindakannya yang mengancam-ancam lembaga negara lainnya. Partai Buruh pun menyerukan kepada MK agar tidak terganggu dan tertekan oleh sikap oknum-oknum anggota DPR yang melakukan pengancaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com