Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Ke Mana Bola Salju Menara BTS 4G Menghantam Sasaran?

Kompas.com - 24/05/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KATA orang, “gosip” itu artinya “digosok makin sip”. Masih ingat dengan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD ketika kasus Ferdy Sambo bergulir?

"Itu karangan, tapi menjijikan, hanya orang dewasa yang bisa dengar itu. Itu karangan, tapi seakan-akan kita nonton film porno," kata Mahfud ketika itu.

Pada akhirnya kasus itu terbongkar dengan motif yang disodorkan kurang lebih berlatar 18+, seperti pernyataan Mahfud MD.

Apakah dalam kasus paling hangat tentang dugaan korupsi BTS, yang memunculkan informasi adanya aliran dana korupsi pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) 4G mengarah ke tiga partai, juga akan kembali membongkar terang kasus sebenarnya?

Sejauh ini berita “gelap” itu ditanggapi Mahfud, Plt Plt Menteri Komunikasi dan Informatika, hanya sebagai gosip politik dan telah dilaporkannya kepada Presiden Jokowi.

Ia tak mau mendahului proses hukum dan menyatakan tidak akan masuk lebih jauh ke dalam kasus tersebut. Ini masalah hukum, tak ada politisasi, tegasnya.

Publik baru akan mendapat kejelasan infonya jika proses hukum yang sedang berjalan telah masuk dalam gelar perkara persidangan.

Gosip politik?

“Saya juga sudah lapor soal itu ke presiden, ‘Pak, saya tidak akan masuk ke soal ini’. Ini pembuktiannya akan rumit dan mungkin menimbulkan kemelut politik. Oleh sebab itu, saya persilakan kejaksaan atau KPK (untuk mendalami),” kata Mahfud.

Tentu kita tak mau menganggap informasi itu sekadar “gosip”. Publik juga maklum jika berita itu sangat “sensitif” karena bisa menjadi “gosip politik” yang panas. Apalagi pernyataan Mahfud MD yang punya tendensi dimaknai sebagai “urusan politik” sudah tersiar ke ruang publik.

Netizen “penguasa medsos” akan kasak kusuk mencari tahu kebenarnnya sampai terkuak. Jika benar akan bergulir layaknya “bola salju”.

Pernyataan itu mengindikasikan bahwa kasus ini sebagaimana diyakini oleh awam, tidak sederhana dan “ada apa-apanya”.

Apalagi perkara ini melibatkan uang begitu besar yang bisa “mengongkosi” kepentingan politik bagi siapapun yang terlibat. Gelanggang politik itu tidak murah!

Bayangkan saja, kerugian yang dihitung Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ditaksir mencapai Rp 8,03 triliun.

Sejauh ini langkah Kejaksaan Agung telah berkoordinasi dengan PPATK untuk menelusuri aset dan aliran dana kasus BTS 4G Bakti kominfo.

Johnny Gerard Plate resmi jadi tersangka kasus korupsi pengadaan BTS 4G. Proyek yang melibatkan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), di mana Direktur Utamanya Anang Latif juga jadi tersangka dalam kasus sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com