Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Ganjar Turun Imbas Tolak Timnas Israel di Piala Dunia U20

Kompas.com - 24/05/2023, 05:57 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat Litbang Kompas Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas calon presiden (capres) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami penurunan sebesar 2,5 persen.

Saat ini, tingkat elektoral Ganjar berada di angka 22,8 persen dan berada di peringkat kedua, tersusul oleh elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 24,5 persen. Margin of error dari survei 2,83 persen.

“Bagaimana pun, pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U20, yang kemudian dikaitkan dengan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran internasional tersebut, berpengaruh pada laju elektabilitasnya,” ujar peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023).

Padahal, dalam survei yang sama Januari 2023, elektabilitas Ganjar berada di angka 25,3 persen.

Baca juga: Elektabilitas PDI-P Teratas di Survei Litbang Kompas, Ganjar Ajak Kader Tak Bicara Negatif

Bambang mengungkapkan, menurunnya tingkat elektoral capres dari PDI-P itu karena berkurangnya angka dukungan dari responden yang sebelumnya memilih Ganjar untuk menduduki kursi RI-1.

“Pemilih yang mengaku memilih Ganjar sebelum kasus ini (penolakan Timnas Israel) mencuat, kini hanya 63 persen yang tetap mendukungnya sebagai calon presiden,” kata Bambang.

Ia mengatakan, suara pendukung Ganjar sebanyak 12,5 persen beralih ke Prabowo. Sedangkan sisanya memilih abstain.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PDI-P Masih Teratas, Diikuti Gerindra dan Demokrat

Sementara itu, Bambang mengungkapkan, kekuatan elektoral Ganjar disokong oleh keputusan deklarasi yang dilakukan oleh PDI-P.

“Momen deklarasi Ganjar pada 21 April, sehari menjelang Lebaran, jadi momen terbaik Ganjar karena kemudian menjadi perbincangan yang hangat saat Lebaran,” ujarnya.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.

Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Menggunakan metode tersebut, survei memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error 2,83 persen.

Baca juga: Ditanya soal Survei Litbang Kompas, Ganjar: Wayahe Silaturahmi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com