Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimbang Airlangga, Prabowo Diprediksi Lebih Pilih Cak Imin Jadi Cawapres

Kompas.com - 12/05/2023, 14:14 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut-sebut tengah berebut kursi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra untuk Pemilu 2024, Prabowo Subianto.

Dari dua nama tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, Prabowo lebih memilih Muhaimin ketimbang Airlangga.

“Prabowo tampaknya akan lebih memilih Cak Imin,” kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Elite PKB Sebut Koalisi Besar Hanya Wacana dan Tak Ada Opsi Airlangga Cawapres Prabowo

Memang, sebagai pimpinan Partai Golkar, Airlangga sangat mungkin membawa gerbong politik besar. Namun, daya tawar Muhaimin sebagai pimpinan PKB juga cukup menjanjikan.

Umam mengatakan, Prabowo sedianya butuh insentif elektoral dari kekuatan politik Islam. Kekuatan ini dapat menambal massa pendukung Prabowo yang hilang di Jawa Barat, Banten, dan Sumatera.

Selain itu, Menteri Pertahanan tersebut juga dinilai butuh penguatan suara di Jawa Timur, wilayah yang menentukan suara nasional.

Dibandingkan Golkar dan Airlangga, menurut Umam, kebutuhan Prabowo itu lebih dapat dipenuhi oleh PKB dan Muhaimin yang dekat dengan kelompok Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Cak Imin Legawa Prabowo Jadi Capres: Kalau Sudah Mantap, PKB Dukung

Apalagi, sejak lama Gerindra telah menyepakati koalisi bersama PKB. Jika pada akhirnya Prabowo justru memilih Airlangga, Muhaimin dipastikan bakal kecewa.

“Jika Gerindra akhirnya tidak bersama PKB, maka ia akan menanggung beban tudingan partai tidak etik, raja prank, dan tidak menghormati komitmen politik yang terbangun dalam koalisi selama ini,” ujar Umam.

Menurut Umam, mungkin saja Muhaimin legawa jika Prabowo memilih Airlangga. Namun, harus ada kompensasi politik yang sepadan atas keputusan itu.

Jika tidak, Umam yakin PKB bakal mengingkari kesepakatan koalisi dengan Gerindra dan bermanuver ke poros politik lain.

“PKB mungkin keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sebagai bentuk protes keras terhadap perilaku Gerindra, untuk selanjutnya bisa berpeluang bergabung ke Koalisi Perubahan,” katanya.

Bagaimanapun, lanjut Umam, munculnya kabar perebutan kursi cawapres antara Muhaimin dan Airlangga ini mengindikasikan terjadinya benturan kepentingan antara PKB dan Golkar.

Di satu sisi, Muhaimin amat berharap dipilih sebagai cawapres Prabowo. Di sisi lain, Golkar pun sangat menginginkan ketua umumnya jadi calon RI-2.

“Hal ini menegaskan bahwa akan ada salah satu pihak yang menjadi korban dalam proses negosiasi posisi cawapres Prabowo,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com