Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Senpi oleh Prajurit di Papua Meningkat, Pengamat Kaitkan dengan Perubahan Pendekatan Pemerintah

Kompas.com - 09/05/2023, 17:13 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, kasus penjualan senjata api (senpi) dan amunisi oleh prajurit di Papua ada kaitannya perubahan pendekatan pemerintah di Bumi Cenderawasih.

Pada 2022, kata Fahmi, pemerintah memilih pendekatan lunak, persuasif, dan dialog sebagai upaya penyelesaian masalah Papua.

“Jika dikaitkan dengan situasi dan kondisi Papua, pertanyaan besarnya adalah apakah peningkatan (kasus penjualan senpi) itu ada kaitannya dengan perubahan pendekatan pemerintah dalam penanganan masalah Papua? Menurut saya, tentu ada kaitannya,” kata Fahmi saat dihubungi, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Penjualan Senpi oleh Prajurit Meningkat, Pengamat: Tanda Penegakan Hukum di TNI Belum Beri Efek Jera

Menurut Fahmi, di medan tempur, kekuatan dan mental prajurit tidak bisa dianggap sama rata. Peluang terjadinya perubahan sikap pun selalu ada.

“Entah karena intimidasi, iming-iming materi maupun alasan-alasan tertentu atau ideologis, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan keruntuhan moril, penyerahan diri maupun pengkhianatan pada pihak-pihak yang berlawanan, termasuk di kalangan prajurit,” ujar Fahmi.

Fahmi mengatakan, prajurit TNI sebagaimana juga militer di negara-negara lain, didesain sebagai alat kekerasan negara atau sebagai satuan pemukul.

“Menjadi garda terdepan untuk mengatasi ancaman militer dan ancaman bersenjata terhadap kedaulatan dan keutuhan negara. Para prajurit ditempa untuk bertarung dan menaklukkan ancaman itu,” kata Fahmi.

Baca juga: Akui 9 Senjata Api TNI Dirampas oleh KKB, Pangdam Cenderawasih: Kita Berupaya Ambil Kembali

Oleh karena itu, Fahmi mengungkapkan, pendekatan lunak tersebut kurang relevan dengan TNI.

“Implementasinya (pendekatan lunak) bukanlah hal yang mudah. Perubahan kebijakan yang diiringi tuntutan perubahan sikap, memungkinkan kegagapan terjadi di lapangan,” katanya.

Alhasil, hal itu mengakibatkan munculnya pragmatisme dan oportunisme dari prajurit TNI.

“Ini juga diperparah oleh panjangnya durasi rotasi penugasan di Papua,” ujar Fahmi.

Fahmi juga mengatakan, kasus penjualan senpi oleh oknum prajurit menandakan bahwa penegakan hukum di TNI belum memberikan efek jera.

Ia menduga, ada dua kemungkinan kasus penjualan senpi oleh prajurit terus meningkat.

“Entah karena hukumannya ringan, entah karena ada 'perlindungan' dari komando atas yang bisa jadi ikut diuntungkan atau apa, ini harus didalami,” kata Fahmi.

Baca juga: Pengamanan KTT ASEAN: TNI Kerahkan 162 Alutsista, Polri Terjunkan Tim Siber

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa kasus penjualan senpi oleh oknum prajurit meningkat dari tahun ke tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com