JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Aktivis 1998 Sulawesi Tenggara (Sultra) Erwin Usman yang juga merupakan bagian dari Persatuan Aktivis Nasional (Pena) 98 mengatakan pihaknya tidak akan memilih calon presiden (capres) dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Kriteria itu, Erwin maksudkan untuk menyebut Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang digadang-gadang akan menjadi bakal calon presiden 2024, pernah terlinat dalam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) tahun 1998.
"Ada nama Prabowo Subianto yang jika dilihat pada fakta dan temuan Komnas HAM dan juga internal DKP atau Dewan Kehormatan Perwira TNI, disebutkan bahwa yang bersangkutan terlibat dalam kasus penculikan mahasiswa," ujar Erwin saat sesi tanya jawab konferensi pers PENA 98 berjudul "Kami Tidak Lupa Siapa Pelakunya" di Graha PENA 98, Menteng, Jakarta pada Kamis, (4/5).
Baca juga: Prabowo Dalang Penculikan Aktivis 98? Begini Penjelasan Fadli Zon
Menurutnya, penting melihat rekam jejak seorang calon presiden yang nanti akan dipilih oleh rakyat. Apalagi, terkait pelanggaran HAM yang merupakan kejahatan luar biasa atau extraordinary crime sehingga tidak boleh terulang kembali di Indonesia.
"Siapapun capres 2024, harus dipastikan bahwa dia tidak pernah terlibat praktik pelanggaran HAM. Tahun ini kita memastikan indonesia bersih pelanggaran HAM," tegasnya.
Erwin menyebutkan, penculikan tiga orang aktivis yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya dan tak kunjung usai selama 25 tahun tersebut memang terkendala di proses berkas dari Komisi Nasional (Komnas) HAM ke Kejaksaan Agung.
Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Benarkah Prabowo Dalang Penculikan Aktivis 98?
Namun, saat ini Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah didorong untuk segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat tersebut.
"Kabar baiknya adalah pemerintah Jokowi sudah didorong agar kasus-kasus tersebut agar segera dituntaskan sebelum Oktober 2023, sebelum masa Jokowi-Amin ini berakhir," imbuhnya.
Diketahui, hari ini PENA 98 menggelar konferensi pers Menolak Lupa 25 Tahun Reformasi. Agenda tersebut dihadiri oleh beberapa eks aktivis yang pernah berjuang melawan rezim Soeharto saat kerusuhan Mei 1998 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.