Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Koalisi Besar Perlu Kesabaran untuk Yakinkan Para Pemimpin Partai, tapi Tak Bisa Lama-lama Tentukan Capres

Kompas.com - 29/04/2023, 09:33 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, diperlukan kesabaran untuk membangun Koalisi Besar. Sebab, ada pimpinan partai politik yang harus diyakinkan dalam pembentukan koalisi.

Apalagi, setiap partai pasti memiliki 'rumah tangganya' masing-masing.

Adapun wacana Koalisi Besar mencuat ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan Gerindra, PKB, PAN, PPP, dan Golkar di markas PAN beberapa waktu lalu.

"Harapan Koalisi Besar itu baik, baik karena Indonesia yang besar. Jumlah penduduk yang luar biasa ini harus diurus dengan kekuatan politik yang luar biasa besar. Tetapi partai politik itu punya otonomi dan rumah tangganya masing-masing," ujar Muzani saat ditemui di rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Baca juga: Koalisi Perubahan Siap Terima Parpol yang Kecewa dengan Koalisi Besar

"Sehingga gagasan-gagasan yang besar itu kadang-kadang perlu kesabaran, perlu tempo untuk meyakinkan pimpinan parpol untuk bisa bersama-sama kita," sambungnya.

Hanya saja, Muzani mengingatkan kalau waktu yang diberikan untuk menentukan capres dalam sebuah koalisi tidak bisa berlama-lama.

Sehingga, pada akhirnya, masing-masing partai memutuskan untuk mengambil keputusannya masing-masing. Dia menegaskan keputusan setiap partai harus dihormati.

"Jika gagasan besar ini bisa diterima oleh semua pihak, alhamdulillah. Tetapi, jika semua partai punya cara berpikir masing-masing, kita semua menghormati," tutur Muzani.

Baca juga: KIB Harap Jokowi Segera Kumpulkan Para Ketum Parpol untuk Bahas Koalisi Besar

Terkait rencana pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Muzani membenarkan.

Menurut dia, pertemuan antara keduanya sedang diagendakan saat ini.

"Sedang diagendakan, saya tidak tahu jadi atau tidak," ucapnya.

Sementara itu, terkait rencana pertemuan dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Muzani mengatakan bahwa mereka sedang mencari waktu yang cocok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com