JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai Partai Golkar akan lebih memilih untuk merapat ke Partai Gerindra daripada bekerja sama dengan PDI-P.
Ia mengungkapkan dua alasannya. Pertama, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki kedekatan dengan Golkar, ketimbang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P sebagai calon presiden (capres).
“Partai Golkar dan Partai Gerindra memiliki kedekatan secara genetika politik. Prabowo Subianto sebagaimana diketahui pernah menjadi bagian Partai Golkar sebelum mendirikan Partai Gerindra,” ujar Bawono pada Kompas.com, Kamis (27/4/2023).
Baca juga: Airlangga Tegaskan KIB Tak Bubar: Golkar, PAN, PPP Nanti Malam Ketemu
Alasan kedua, lanjut dia, Prabowo memiliki tren elektabilitas yang positif ketimbang Ganjar dalam beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan survei LSI, elektabilitas Ganjar terus mengalami penurunan sejak Januari 2023. Kala itu elektabilitasnya berada di angka 36,3 persen, kemudian turun menjadi 35 persen di Februari 2023. Lantas tingkat elektoral Ganjar berada di angka 26,9 persen pada jajak pendapat April 2023.
“Penurunan elektabilitas dari Ganjar mencapai hampir 10 persen apabila dibandingkan dua temuan survei telepon LSI bulan Februari dan April,” papar dia.
Sementara, LSI mencatat bahwa elektabilitas Prabowo sebagai capres berada di urutan pertama yaitu sebesar 30,3 persen.
Baca juga: Sebut PPP Tak Ikut Pertemuan KIB Malam Ini, Golkar: Kan Sudah Meninggalkan KIB
Dalam pandangan Bawono, situasi itu membuat Golkar bakal lebih condong untuk mendukung Prabowo dan Gerindra. Ditambah, partai beringin juga ingin memperjuangkan Airlangga sebagai pendamping mantan Danjen Kopassus tersebut.
“Karena itu berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto tentu lebih masuk logika politik Partai Golkar. Selain itu membuka kemungkinan berpasangan calon antara Prabowo dan Airlangga,” imbuh dia.
Diketahui saat ini tiga anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yaitu Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) nampak menunjukan sikap yang berbeda.
Baca juga: Dukungan PPP ke Ganjar Dinilai Jadi The End of KIB
Hal itu dipicu keputusan PDI-P yang mengusung Ganjar sebagai capres pada Jumat (21/4/2023).
Partai Golkar tampak membuka kemungkinan untuk menjajaki kerja sama dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang dihuni Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara PPP telah menyatakan ikut mengusung Ganjar sebagai capres. Keputusan itu disampaikan di Yogyakarta, Rabu (26/4/2023).
Di sisi lain, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan bakal ikut arahan Presiden Joko Widodo untuk menentukan langkah politik jelang Pemilu 2024. Ia mengaku enggan mengalami kekalahan seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, dan 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.