Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika 2 Parpol Dekat Sandiaga Uno yang Terpisah Koalisi Bertemu...

Kompas.com - 20/04/2023, 07:03 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua partai politik (parpol) yang menunjukkan kedekatan dengan Sandiaga Uno melakukan pertemuan.

Keduanya adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pembicaraan antara Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu berlangsung lebih dari dua jam di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Rabu (19/4/2023).

Sebelum pembicaraan berlangsung, Mardiono mengaku bakal membahas dinamika politik terkini dan nasib Sandi yang dikabarkan bakal hengkang dari Partai Gerindra.

“Bisa, bisa juga (soal Sandi). Bisa juga jadi bahan obrolan. Jadinya kan ini kayak tarik tambang ya,” ujar Mardiono.

Baca juga: PPP Sebut Sandiaga Uno Akan Gabung pada Mei 2023, tapi Tergantung Restu Prabowo

Namun, pasca pertemuan Syaikhu mengklaim tak ada pembahasan soal Sandiaga Uno.

Menurutnya, kedua pimpinan parpol justru membicarakan tentang kemungkinan kerja sama dalam kerja-kerja di Parlemen.

“Kami tadi justru pada masalah-masalah kerja sama program, khususnya tadi pelaksanaan sinergitas di kerja-kerja tugas-tugas di parlemen,” kata Syaikhu.

Tarik menarik

Mardiono mengatakan, perbincangan dengan Syaikhu bukan tentang negosiasi tentang Sandiaga.

Namun, PPP ingin membuka ruang diskusi agar PKS mempunyai pilihan politik yang serupa.

“Jadinya kan ini kayak tarik tambang ya, yang di sana narik, yang di sini narik. Tapi sebenarnya yang ditarik-tarik bukan Pak Sandi (tapi) pilihan politik,” kata Mardiono.

Baca juga: PKS Sebut Pertemuan dengan PPP Tak Bahas Sandiaga Uno

Dalam pandangannya, tak ada batasan antara PPP dengan PKS meskipun keduanya bergabung dalam koalisi yang berbeda.

PPP telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Sedangkan PKS sudah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) bersama Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

Ketiga parpol tersebut telah sepakat mendirikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Halaman:


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com