Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Pemimpin Berikutnya Mesti Lanjutkan Pembangunan Bung Karno, Mega, dan Jokowi

Kompas.com - 06/04/2023, 11:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, pemimpin Indonesia mesti melanjutkan program-program yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Hasto mengatakan, Jokowi kini melanjutkan pandangan-pandangan Presiden Soekarno dan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam membangun Indonesia.

"Pak Jokowi ini sebagai sosok arsitek yang mampu menjabarkan berbagai pandangan-pandangan Bung Karno dan Bu Mega dalam kebijakan pembangunan, ini harus dilanjutkan sebagai satu kesatuan dalam kepemimpinan yang akan datang," kata Hasto dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Hasto PDI-P Klaim Tak Ada Instruksi Megawati untuk Tolak Israel

Hasto menuturkan, bagi PDI-P, upaya memajukan bangsa Indonesia berkesinambungan atau senapas dengan kepemimpinan Bung Karno yang kemudian dilanjutkan oleh Megawati.

Menurut Hasto, hal itu sempat terputus selama 32 tahun berkuasanya Presiden Soeharto yang menurutnya membuat kepemimpinan bangsa Indonesia terpuruk.

Memasuki era Reformasi, Megawati sempat menjadi presiden tetapi pembangunan yang berkesinambungan itu kembali terputus pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Terputus 10 tahun oleh pemerintahan Pak SBY yang dulu dianggap populer, dianggap ganteng, tetapi ternyata hanya berdiri di atas popularitas, tidak banyak membuat suatu legacy," kata Hasto.

Oleh karena itu, menurut Hasto, Jokowi kini tengah melakukan pemulihan atau recovery atas persoalan-persoalan yang sebelumnya muncul.

Baca juga: Hasto PDI-P Klaim Tak Ada Instruksi Megawati untuk Tolak Israel

Ia pun mengeklaim bahwa pemerintahan Jokowi sudah membuat banyak warisan atau legacy melalui pembangunan infrastruktur, revolusi mental, serta visi membangun Indonesia dari pinggiran.

Oleh sebab itu, pada sisa masa pemerintahan Jokowi yang kurang dari dua tahun lagi, Hasto merekomendasikan Jokowi untuk melakukan konsolidasi.

"Agar seluruh legacy ini menjadi satu kesatuan narasi sejak Bung Karno, Bu Mega, kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan yang akan datang yang nantinya akan diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, jadi ini satu kesinambungan," kata dia.

Hasto tidak ingin kejadian di DKI Jakarta terulang di tingkat nasional karena menurutnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak melanjutkan program yang dilakukan dua pendahulunya, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Hasto menuturkan, pemerintahan Jokowi dan Ahok di Jakarta menghasilkan banyak warisan, seperti pasukan warna-warni hingga membangun Simpang Susun Semanggi tanpa menggunakan anggaran pemerintah daerah.

"Lalu ketika ddiganti Pak Anies, tidak berkesinambungan," ujar Hasto.

"Karena Pak Anies berdiri atas dasar pencitraan, sama kayak zaman Pak SBY dulu, bukan atas dasar kinerja atas persoalan-persoalan rakyat di lapangan," ujar dia.

Baca juga: Cerita Hasto Ketika Mencoba Tanya Megawati Soal Capres PDI-P

Ia menuding Anies tidak melanjutkan proyek sodetan Sungai Ciliwung, warga Jakarta pun ia sebut kehilangan pasukan warna-warni dan tempat bermain untuk anak.

"Kita kehilangan itu semua, ini baru level jakarta, sehingga urusan pemimpin itu merupakan urusan yang sangat penting karena brtanggung jawab terhadap lebih dari 270 juta rakyat Indonesia," kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com