JAKARTA, KOMPAS.com - Litbang Kompas merilis riset soal percakapan warganet di media sosial mengenai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 dan kaitannya dengan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sebab, pasca Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan Indonesia jadi tuan rumah ajang olahraga internasional itu, Ganjar ramai-ramai diserang netizen. Politisi PDI Perjuangan tersebut sebelumnya lantang menolak kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.
Riset terkait percakapan warganet ini digelar Litbang Kompas pada 28 Maret-3 April 2023 melalui aplikasi Talkwalker. Pantauan tersebut menggunakan kata kunci (query) “Ganjar” dan saringan bahasa Indonesia.
Hasilnya, terdapat 156.000 percakapan dan 671.500 interaksi di antara warganet dari berbagai kanal medsos.
“Sentimen yang terlihat dalam pantauan cenderung menyiratkan ketidaksetujuan, kekecewaan, hingga kemarahan dari netizen,” demikian dikutip dari Kompas.id.
Silogisme kritik netizen sederhana. Jika FIFA membatalkan Piala Dunia U20 di Indonesia karena sentimen sejumlah pihak terhadap Timnas Israel dan Ganjar adalah salah satu tokoh yang menolak kepesertaan Timnas Israel, maka Ganjar mengakibatkan Piala Dunia U20 gagal diselenggarakan di Tanah Air.
Puncak kritik warganet terjadi pada Kamis, 30 Maret 2023, pukul 13.00-14.00 WIB. Tingginya percakapan di titik ini didorong oleh ungkapan kekecewaan dan kemarahan netizen setelah pernyataan kekecewaan Ganjar tersebar di pemberitaan media daring.
Baca juga: Ganjar Blunder soal Timnas Israel di Piala Dunia U20, Dukungan Jokowi Beralih?
Berlanjut pada Jumat, 31 Maret 2023, pukul 11.00-12.00 WIB, narasi warganet mulai beralih dari kritik menjadi tafsiran politik.
Sejumlah netizen mulai melempar opini bahwa kegagalan Piala Dunia U20 di Indonesia akan menurunkan citra Ganjar dan PDI-P dalam kontestasi Pemilu 2024.
Menurut Litbang Kompas, secara umum, ada empat kelompok yang terlibat percakapan terkait Piala Dunia U20 dan Ganjar Pranowo di media sosial. Keempatnya yakni akun para pendukung Ganjar, akun kontra Ganjar, akun informasi sepak bola, dan akun media daring.
Akun informasi sepak bola dan media daring cenderung hanya melempar konten berisi informasi terbaru terkait Ganjar, Piala Dunia U20, dan pernyataan sejumlah tokoh partai politik.
Sementara, perdebatan sengit terjadi di kelompok akun pendukung dan kontra Ganjar.
Muncul fenomena unik dalam isu ini. Jika umumnya perdebatan di medsos terbelah dalam dua kelompok yang sudah lama terbentuk, dalam isu ini kedua kelompok seakan ”saling bertukar anggota”.
Maksudnya, akun yang semula mendukung Ganjar kini mengaku berpaling dan tak lagi berada di pihaknya karena kecewa dengan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia.
“Sebaliknya, akun yang awalnya tidak pernah atau jarang menyatakan dukungan terhadap Ganjar koni beralih mengaku di sisi Ganjar karena kesamaan pandangan menolak Timnas Israel,” demikian hasil riset Litbang Kompas.
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Diprediksi Tergerus Imbas Pembatalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20