Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kisah Ustazah Yuyun di Cianjur, 26 Tahun Mengajar Tanpa Gaji

Kompas.com - 28/03/2023, 17:44 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Miftahuddiniyah yang berdiri sejak 1997 di Cianjur harus berakhir nahas setelah gempa bumi menggetarkan wilayah Cianjur pada November 2022.

Puluhan murid dan para guru juga tertimpa rangkaian bangunan. Namun, semuanya dapat menyelamatkan diri melalui atap puing-puing meskipun dalam keadaan luka-luka.

Salah satu guru ngaji di TPA Miftahuddiniyah yang terdampak gempa Cianjur adalah Ustazah Yuyun.

Dia sudah mengajar selama 26 tahun dan menginspirasi para muridnya. Meski begitu, penghasilan yang dia dapatkan dari mengajar Al Quran tidak pasti.

Dengan bersyukur dan terus berusaha, Yusun berharap Cianjur bisa bangkit, khususnya TPA Miftahuddiniyah dan para muridnya.

Baca juga: Ajarkan Zakat hingga Wakaf, Dompet Dhuafa Kirimkan 24 Dai Ambassador ke Berbagai Negara

Raut bahagia mereka rasakan ketika tim Dompet Dhuafa mengantarkan amanah donatur berupa Al Quran dan alat ibadah untuk memantik semangat menjalankan ibadah selama Ramadhan 1443 Hijriah.

Insya Allah Al Quran dan alat ibadah ini akan sangat terpakai untuk kegiatan Ramadhan di sini. Semoga kebaikan para donatur dibalas Allah, diberikan kesehatan selalu, dan ditambahkan rezekinya,” ungkapnya kepada tim Dompet Dhuafa, Jumat (24/2/2023).

Untuk diketahui, TPA Miftahuddiniyah tak pernah mematok tarif kepada murid-muridnya. Hanya saja, ada orangtua santri terkadang memberikan sedikit bantuan atau sedekah untuk kebutuhan madrasah.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Dompet Dhuafa Gelar Gathering Warrior of Kindness

Saat ini sudah ada sekitar 46 santri yang belajar di TPA Miftahuddiniyah. Untuk menutupi kebutuhan TPA, biasanya Yuyun bersama suaminya membuka warung atau berjualan online.

“Semoga Allah memberikan kesabaran, rezeki untuk benerin rumah dan memperbagus Madrasah. Anak-anak juga semakin semangat belajar dan bertambah imannya,” harapnya.

Yuyun juga menceritakan pengalaman tempatnya mengajar dan anak-anak bangkit dari gempa Cianjur.

“Rumah dan madrasah kami ambruk. Tetapi yang saya pikirin anak-anak murid. Saya gak mengutamakan rumah dulu. Yang penting Madrasah setelah gempa bisa terbangun lagi, kasian anak-anak enggak bisa ngaji kalau gak ada Madrasah,” ujarnya.

Pada hari kedua pascagempa, aktivitas belajar mengaji di desanya kembali berjalan atas permintaan para murid.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Dompet Dhuafa Gelar Tablig Akbar dan Kampanye Wakaf Masjid Al Syukro

Mereka ingin terus mengaji sebagai penenang diri sekaligus menjadi trauma healing dengan banyak mengaji. Padahal, mereka hanya memiliki Al Quran dan Iqro seadanya dari sisa-sisa reruntuhan di tenda pengungsian.

Hingga saat ini nasib guru mengaji di Indonesia masih dipandang sebelah mata. Ada yang mendapatkan upah honorer yang tak seberapa, tapi ada juga yang tak dibayar sama sekali.

Oleh sebab itu, program bantuan untuk para guru ngaji ini akan disalurkan dalam bentuk uang saku (upah bulanan untuk setiap guru mengaji), sembako (untuk memenuhi kebutuhan pangan para guru mengaji), penghargaan (atas dedikasi para guru mengaji), modal usaha (selain mengajar, diharapkan dapat berdaya dan mandiri).

Mengabdikan diri menjadi seorang “Guru Ngaji” bukanlah hal mudah dilalui. Peran penting mereka sangat menentukan masa depan generasi yang Qurani.

Baca juga: Dompet Dhuafa Kembangkan Sistem Metaverse untuk Kelola Dana ZISWAF

Mari luaskan kebahagiaan lebih banyak lagi kepada Guru Ngaji di Pelosok Negeri lainnya melalui digital.dompetdhuafa.org.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com