Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Lakukan Ini jika Diberi Amanah Pimpin Indonesia, Singgung Kinerja Soekarno hingga Jokowi

Kompas.com - 26/02/2023, 06:38 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengatakan, PKS akan membangun Indonesia dengan prinsip perubahan dan keberlanjutan apabila mendapat kesempatan untuk memimpin bangsa.

Syaikhu mengungkapkan, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, pasti akan mereka lanjutkan.

Hal tersebut disampaikan Syaikhu dalam pidato politiknya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS di Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (25/2/2023) malam.

"Jika ada masyarakat yang bertanya, apa yang akan dilakukan oleh PKS jika diberi amanah untuk memimpin? Insya Allah kita akan membangun Indonesia dengan prinsip perubahan dan keberlanjutan," ujar Syaikhu.

Baca juga: Soal Anies Antitesis Jokowi, PKS: Jangan Dengerin, Hasto PDI-P Senang Gangguin Kita

"Keberhasilan pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemerintah sebelum-sebelumnya akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Kemudian, dilengkapi dengan melakukan inovasi pembangunan pada aspek-aspek lainnya yang belum optimal," katanya lagi.

Menurut Syaikhu, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah dan prestasi gemilang para pendiri bangsa dan generasi pendahulu.

Ia lantas menekankan, walau pemerintahan berganti tetapi kesinambungan dalam pembangunan tidak boleh terhenti.

Syaikhu kemudian membeberkan pencapaian Presiden Indonesia dari masa ke masa.

"Bung Karno telah mewariskan pembentukan nation and character building untuk mempersatukan bangsa yang beragam. Presiden Soeharto mewariskan pembangunan yang berkelanjutan," ujar Syaikhu.

Baca juga: PKS Yakin Suara Bertambah Usai Dukung Anies Capres 2024

"Presiden Habibie menjunjung tinggi kebebasan dan upaya pemajuan demokratisasi. Presiden KH Abdurahman Wahid (Gusdur) meneguhkan nilai-nilai keberagaman dan toleransi," katanya lagi.

Selanjutnya, ada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menjadi simbol bahwa perempuan juga memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin negeri ini.

Kemudian, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu menghadirkan stabilitas nasional dan memajukan demokrasi.

"Presiden Jokowi telah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur ke berbagai pelosok negeri," ujar Syaikhu.

Baca juga: Presiden PKS: Anies Baswedan Bukan Pemimpin yang Tabur Kebencian

Melihat capaian para pemimpin bangsa, Syaikhu mengatakan bahwa setiap masa pasti ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin memiliki tantangan masing-masing.

Ia meyakini bahwa pemimpin nasional yang akan datang harus mampu melihat sisi baik pemerintah periode sebelumnya dan menggunakan prinsip pembangunan yang berkelanjutan sebagai landasan menjalankan pemerintah ke depan.

Dari PKS, Syaikhu mempercayakan Anies Baswedan sebagai sosok yang mampu mewujudkan hal tersebut.

"Menurut pandangan kami, Anies Rasyid Baswedan memiliki kapasitas untuk menyatukan seluruh elemen bangsa. Beliau merupakan sosok pemimpin yang mampu memupuk rasa persaudaraan kebersamaan, bukan menabur sentimen kebencian. Serta, punya kapasitas untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan," kata Syaikhu.

Baca juga: Presiden PKS: Kalau Ada yang Merasa Terpaksa Dukung Anies, Saya Cabut SK-nya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com