Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Buka Peluang Investasi, Rachmat Gobel Jelaskan Pembangunan IKN di Hadapan Parlemen Hungaria

Kompas.com - 21/02/2023, 15:52 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menjelaskan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di hadapan parlemen Hungaria.

“IKN akan banyak memberikan manfaat strategis bagi Indonesia, khususnya untuk pemerataan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan untuk mengurangi beban sosial dan lingkungan bagi daerah Jakarta dan Jawa,” ungkap Gobel dalam keterangan persnya, Selasa (21/2/2023).

Hal itu disampaikan oleh Rachmat Gobel saat melakukan kunjungan ke Hungaria, Senin (20/2/2023).

Di hadapan perwakilan parlemen Hungaria, Gobel menjelaskan, terdapat beberapa penawaran menarik yang bisa melibatkan Hungaria dalam pembangunan IKN.

“Melihat Hungaria yang tertarik untuk terlibat dalam pembangunan ini, maka terdapat beberapa penawaran yang menarik, yakni program water treatment dan pembangunan lingkungan hidup,” ujar Gobel.

Baca juga: Soal Lelang Kepulauan Widi, Rachmat Gobel: Jangan Karena Investasi Bisa Melakukan Segalanya

Gobel menjelaskan, pemindahan IKN ke Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan ide Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Namun, ide ini baru bisa direalisasikan saat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Selama ini ekonomi Indonesia lebih banyak berkembang di Jawa, Sumatera, dan Bali. Sedangkan untuk daerah lainnya, seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara lebih banyak mengalami ketertinggalan,” jelas Gobel.

Dengan pindahnya ibu kota ke Kalimantan, lanjut Gobel, maka wilayah timur yang selama ini tertinggal akan memiliki peluang besar untuk dapat tumbuh dan berkembang.

“Jadi, selain mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, pemindahan ibu kota ini juga akan menimbulkan pemerataan ekonomi di kawasan timur. Saya mewakili Gorontalo sangat mendukung karena akan menguntungkan masyarakat Gorontalo,” imbuh Gobel.

Selain itu, Gobel mengatakan, beban daerah Jakarta dan Jawa dinilai sudah sangat berat. Bahkan, kepadatan penduduk di dua daerah tersebut sudah sangat tinggi dan lingkungan hidup mulai terdesak oleh pemukiman dan industri.

“Hal ini menimbulkan adanya beban sosial dan lingkungan hidup yang ditanggung Jakarta dan Jawa. Dengan berpindahnya ibu kota, maka beban itu akan berkurang karena gravitasi ekonomi juga akan tumbuh di wilayah timur,” katanya.

Baca juga: Jokowi Akan Ajak Investor ke IKN Nusantara Akhir Februari, Bagaimana Progres Pembangunannya?

Tak hanya itu, Gobel menuturkan, pembangunan IKN di Kaltim juga akan menimbulkan wawasan lingkungan, sehingga relatif tidak terjadi deforestasi.

“Bahkan pembangunan ini akan menjadi contoh dan model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal tata ruang dan pembangunan kota yang hijau. Jadi, nanti akan banyak untuk ditiru,” tuturnya.

Sebagai informasi, Pemerintahan Hungaria yang diwakilkan oleh Olah Lajos sebelumnya telah meminta pemerintah Indonesia untuk menjelaskan secara langsung tentang pembangunan IKN di hadapan pengusaha Hungaria.

Hal itu bertujuan untuk membuka peluang investasi yang bisa dilakukan oleh pengusaha Hungaria di IKN.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com