Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Kritik Jokowi Tak Jelas soal Papua, hingga Banyak Prajurit TNI Tewas

Kompas.com - 10/02/2023, 20:13 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengatakan belum ada perintah jelas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pelibatan TNI untuk mengatasi gejolak keamanan di Papua.

Maka dari itu, TB Hasanuddin meminta agar TNI tidak melulu disalahkan terkait serangan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

"Sampai hari ini belum ada perintah yang jelas dari Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan untuk mengatasi gejolak di Papua. Jadi, jangan apa-apa menanyakan dan menyalahkan tentara, TNI," ujar TB Hasanuddin saat dihubungi, Jumat (10/2/2023).

TB Hasanuddin mengungkapkan, dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi I DPR dan TNI, disepakati bahwa dasar hukum operasi militer di Papua tidak jelas.

Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar KKB, Wapres Minta Aparat Jaga Tempat Strategis di Papua

Menurut dia, sejak 2 tahun lalu, peraturan presiden (perpres) akan dikeluarkan sebagai dasar hukum operasi oleh TNI ini. Namun, hingga saat ini, perpres tersebut tak kunjung dikeluarkan.

"Kalau perpres diturunkan, jelas nanti bagaimana pelibatan TNI di sana," ucap Hasanuddin.

"Selama perpres itu tidak ada, sulit untuk menentukan bentuk-bentuk operasinya seperti apa. Apakah operasi intelijen, operasi teritorial, atau operasi tempur. Kan macam-macamnya ada," sambung dia.

TB Hasanuddin menyampaikan, saat ini TNI berada di bawah kendali polisi dalam melaksanakan operasi di Papua.

Baca juga: Tak Ada Saksi, Panglima TNI: Pilot Susi Air Belum Pasti Dibawa KKB atau Tidak

Walhasil, TNI kerap ragu dalam bertindak, sehingga malah banyak tentara yang meninggal ketika bertemu KKB.

"Sekarang ini TNI operasi di sana penuh dengan keraguan. Akhirnya banyak yang meninggal. Ini saya kejar apa bagaimana? Kalau saya kejar, saya kan di bawah perintah polisi," ucap Hasanuddin.

Dia menilai TNI dalam posisi serba salah apabila ikut menembak, karena KKB akan berpikir bahwa TNI juga ikut melakukan fungsi penegakan hukum.

Dengan begitu, kata TB Hasanuddin, maka bisa saja penembakan yang dilakukan TNI malah dikaitkan ke pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Jadi pemerintah harus segera mengeluarkan peraturan presiden tentang bentuk operasi yang akan dilakukan dalam pelibatan TNI di Papua," kata dia.

Sebagai informasi, KKB kembali berulah di Papua dengan membakar pesawat Susi Air.

Bahkan, pilot Susi Air yang merupakan warga negara asing itu diduga disandera oleh KKB, walaupun Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belum bisa memastikan kebenarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com