Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Bantah Sejumlah Proyek Risetnya Mangkrak

Kompas.com - 03/02/2023, 18:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabiro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN) Driszal Friyantoni memberikan keterangan tentang sejumlah proyek dan riset lembaganya yang disebut-sebut terhenti.

Menurut Driszal, tidak ada proyek yang mangkrak. Semua proyek BRIN disebut saat ini masih masih berjalan.

"Iya (tidak ada yang mangkrak). Kita masih lakukan ya," ujar Driszal di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Kamis (3/2/2023).

Ia juga membantah adanya proyek riset yang dihentikan. Misalnya, riset alat deteksi tsunami Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-Tews) yang salah satunya menggunakan alat bernama InaBuoy.

Baca juga: Rekam Jejak Laksana Tri Handoko, Fisikawan yang Didesak DPR Mundur dari Kepala BRIN

Driszal menegaskan bahwa riset alat deketsi tsunami tersebut tidak dihentikan.

"Kegiatan (riset) masih dilakukan. Akan tetapi mengapa tidak membuat teknologi yang lebih murah dengan hasil yang lebih bagus," katanya.

Ia menjelaskan bahwa sebagai badan riset dan inovasi, tugas BRIN adalah membuat penelitian dengan hasil inovatif, efisien, pengaplikasian mudah, dan juga biaya pemeliharaan yang terjangkau.

Driszal pun mengakui jika keberadaan InaBuoy yang dipasang di tengah laut kurang terjangkau dari sisi biaya pemeliharaan.

Selain itu, diakuinya bahwa akses untuk pemeliharaannya relatif sulit.

"Mumpung itu masih riset, (maka BRIN akan) melakukan riset yang lain soal kebencanaan tapi untuk menghasilkan suatu teknologi, bagus, canggih tapi murah. Nah, seperti itu kurang lebihnya," ujarnya.

Baca juga: Ketika DPR Pertanyakan Realisasi Anggaran Rp 6,38 Triliun dan Minta Kepala BRIN Dicopot...

Driszal mengungkapkan, sebagai lembaga BRIN baru berumur dua tahun. Sementara itu, riset yang dilakukan peneliti tak selalu berhasil.

"Tidak ada yang bisa pastikan itu berhasil. Riset itu proses. Kegagalan itu bisa jadi berita bagi peneliti. Tapi, dengan harapan ada hasil," katanya.

Selain riset soal Ina-Tews, sejumlah riset lain yang disebut mangkrak antara lain pengembangan pesawat udara Nir-Awak Medium Altitude Long Endurance dan pengembangan industri garam.

Baca juga: Nilai Kepala BRIN Tak Buat Kemajuan, Anggota DPR: Yang Ada Malah Kontroversi

Sementara itu, beberapa waktu terakhir BRIN menjadi sorotan publik lantaran desakan dari Komisi VII DPR RI yang meminta Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mundur dari jabatannya.

Selain itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman menyoroti kinerja BRIN dalam Rapat di DPR pada 30 Januari 2023.

Awalnya, ia mengungkapkan realisasi anggaran BRIN 2022 yang mencapai angka Rp 6,38 triliun.

Namun, mayoritas dana tersebut dikatakan banyak digunakan untuk pembiayaan kepegawaian.

"Dari awal kita sudah mengkritik bahwa keberpihakan postur anggaran BRIN pada riset negara kita masih minim sekali,” ujar Maman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Baca juga: Pimpinan DPR: Yang Disampaikan Komisi VII Harus Jadi Evaluasi di BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com