JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menuding Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah memanipulasi warga NU atau yang kerap disebut Nahdliyin jelang Pemilu 2024 untuk kepentingan politik praktis.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Keorganisasian PBNU Ishfah Abidal Aziz merespons dihelatnya acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang digelar partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu kemarin.
Muhaimin dalam acara tersebut menyampaikan kepada pers bahwa watak NU adalah kekuatan politik.
"Tidak usah memanipulasi warga NU, dengan manipulatif seperti itu. Silakan berkompetisi, apa yang jadi gagasan dan cita-cita Anda, kalau rakyat mengafirmasi, pasti dipilih," kata Ishfah kepada Kompas.com, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: PBNU Kecewa Mars 1 Abad NU Dipakai untuk Kepentingan Politik, PKB Buka Suara
"Dalam acara itu, disampaikan bahwa watak dasar NU adalah politik. Itu tidak benar. Saya minta Ketua Umum PKB baca kembali Muqaddimah Qanun dan Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama," tambahnya.
Ishfah menegaskan bahwa watak dasar sekaligus landasan dan asas berdirinya NU untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan politik.
Ia menambahkan, Nadhliyin memiliki aspirasi politik yang bebas dan tidak ada satu pun pihak yang punya legitimasi untuk mengarahkannya harus mendukung PKB sekalipun partai itu didirikan oleh para ulama NU dan pengurus PBNU era Gus Dur.
"Jadi, (NU) bukan untuk politik. Oleh karena itu, ketika disampaikan bahwa watak dasar NU itu politik, itu jelas-jelas menyalahi, untuk memanipulasi hak atau keputusan warga NU," ujar Ishfah.
Baca juga: PKB Klaim Sejalan dengan NU, Ketum PBNU Minta Politik Identitas Diakhiri
Ia menambahkan, bukan baru kali ini saja PKB berupaya untuk mengarahkan suara Nahdliyin.
Menurut Ishfah, PKB harus memulai arah politiknya secara lebih otentik tanpa mengait-ngaitkan diri dengan NU yang memang memiliki basis massa yang besar.
"Kita melihat rekam jejak selama ini, bahwa apa yang dilakukan oleh teman-teman di PKB ini kan upaya menggalang dukungan dari warga NU. Itu yang dilakukan tanpa diseimbangi dengan perkhidmatan yang cukup terhadap NU," ungkap Ishfah.
"Sudah waktunya PKB berpolitik secara lebih dewasa, jujur, dan bertanggung jawab," pungkasnya.
Sejak Yahya Cholil Staquf menakhodai NU pada akhir Desember 2021, ia sudah menegaskan bahwa ormas Islam terbesar di Indonesia itu tidak akan terlibat politik praktis, juga tidak berafiliasi dengan salah satu kubu/partai politik, termasuk PKB yang memiliki keterkaitan historis.
Baca juga: PBNU Kecewa Mars 1 Abad NU Dipakai PKB untuk Kepentingan Politik
Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang diselenggarakan kemarin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta itu, turut mengundang Said Aqil Siradj.
Dalam acara itu, Said, yang kalah perolehan suara dari Yahya Staquf dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU akhir 2021 lalu, turut memaparkan bahwa "PKB adalah NU, dan NU adalah PKB".