JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Indonesia resmi menjadi Ketua Asean sejak 1 Januari 2023. Meski demikian, keketuaan ini akan dijalani di tengah kondisi dunia yang belum kondusif.
"Semoga Indonesia dapat menjalankan keketuaan di Asean ini dengan baik," kata Retno dalam rapat kerja (raker) Komisi I DPR, Senin (30/1/2023).
Kondisi yang sama, menurut Retno, juga terjadi ketika Indonesia menjabat Presidensi G20 kemarin. Salah satunya, pada saat kepemimpinan tersebut terjadi perang antara Rusia-Ukrainya yang masih berlangsung hingga kini.
Baca juga: Seputar Keketuaan ASEAN 2023: Tema, Agenda, Isu Prioritas
"Perang di Ukraina belum menunjukan tanda-tanda berakhir rivalitas antara kekuatan besar masih tajam, termasuk di kawasan Indo Pasifik," jelasnya.
Selain itu, Retno mengatakan bahwa kondisi ekonomi dunia juga masih dibayangi ancaman resesi.
Apalagi, tambah dia, Managing Director International Monetary Fund (IMF) menyampaikan 1/3 dunia akan mengalami resesi pada 2023.
"Dan ratusan juta orang di negara yang tidak resesi juga akan merasakan resesi," ucap Retno.
Baca juga: BERITA FOTO: Jokowi Resmi Mulai Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023
Terkhusus di Asean, Retno mengungkapkan, salah satu tantangan yang masih belum selesai yakni konflik di Myanmar.
"Pertanyaannya adalah bagaimana Indonesia akan menjalankan keketuaan yang tidak mudah ini?" tanya dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka keketuaan Indonesia di Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 2023.
"Dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, pagi ini saya nyatakan Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 dimulai," kata Presiden Jokowi di Bundaran Hotal Indonesia, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Dalam pidato di kegiatan itu, Presiden Jokowi menyatakan tahun ini Indonesia menjadi Ketua ASEAN di tengah situasi dunia yang diliputi krisis.
Yakni mulai dari krisis ekonomi, energi, pangan, dan peperangan.
"Tetapi saya yakini bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia," ujar Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.