JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan Franciscus Xaverius Seda sebagai salah satu sosok yang ia ilhami terkait pemikiran-pemikiran ekonomi.
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani saat menjadi pembicara kunci seminar "Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa" yang digelar secara hybrid di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Frans Seda, demikian ia disapa, memiliki ide tentang kedaulatan ekonomi. Sri Mulyani menyebut ide tersebut tak lekang oleh waktu.
Baca juga: Menkominfo Sebut Mantan Menhub Frans Seda Berjasa Jadi Perintis Kebijakan Telekomunikasi
"Ide kedaulatan ekonomi tidak akan pernah lekang. Sebuah negara harus mampu menjaga diri dan memenuhi kebutuhannya. Kita berinteraksi dengan berbagai negara, bisa dalam suasana damai dan netral. Namun juga bisa dalam suasana yang rumit karena geopolitik menjadi sangat dominan," ujar Sri Mulyani.
Hari ini, kata Sri Mulyani, situasi geopolitik sangat meningkat.
Sementara pemikiran-pemikiran Frans Seda, yang merupakan Menkeu periode 1966-1968, bisa diambil untuk menghadapi tuntutan geopolitik.
Baca juga: Mengenang 96 Tahun Frans Seda, Jembatan Indonesia dari Timur Indonesia
"Tokoh Frans Seda akan memberikan pelajaran bahwa Indonesia sebagai negara besar, tidak hidup sendiri, tidak takut hidup bersama dengan negara lain. (Kita) memperkuat ekonomi dengan hubungan yang saling menghormati," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, Frans Seda merupakan generasi teknokrat pertama Indonesia yang membangun pondasi perekonomian dan keuangan negara.
"Bapak Frans Seda merupakan teknokrat yang membangun pondasi perekonomian Indonesia dengan disiplin anggaran," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Polisi dan Aktivis Kemanusiaan Raih Frans Seda Award 2018
Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa pria kelahiran Sikka, NTT, itu sebagai seorang nasionalis tulen.
"Namun beliau juga berwawasan internasional," ucap Sri Mulyani.
Kini, Frans Seda yang juga salah satu pendiri KOMPAS, sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional.
"Supaya Pak Frans Seda tidak hanya dikenang, tidak hanya dingat-ingat. Karena itu simbol sebagai ikon pemikiran harus diteguhkan, dipatrikan, sebagai pahlawan nasional," ujar wartawan senior, Rikard Bagun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.