Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Frans Seda di Mata Sri Mulyani: Teknokrat dan Ide Kedaulatan Ekonominya Tak Akan Pernah Lekang

Kompas.com - 20/01/2023, 22:47 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan Franciscus Xaverius Seda sebagai salah satu sosok yang ia ilhami terkait pemikiran-pemikiran ekonomi.

Hal itu diungkapkan Sri Mulyani saat menjadi pembicara kunci seminar "Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa" yang digelar secara hybrid di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (20/1/2023).

Frans Seda, demikian ia disapa, memiliki ide tentang kedaulatan ekonomi. Sri Mulyani menyebut ide tersebut tak lekang oleh waktu.

Baca juga: Menkominfo Sebut Mantan Menhub Frans Seda Berjasa Jadi Perintis Kebijakan Telekomunikasi

"Ide kedaulatan ekonomi tidak akan pernah lekang. Sebuah negara harus mampu menjaga diri dan memenuhi kebutuhannya. Kita berinteraksi dengan berbagai negara, bisa dalam suasana damai dan netral. Namun juga bisa dalam suasana yang rumit karena geopolitik menjadi sangat dominan," ujar Sri Mulyani.

Hari ini, kata Sri Mulyani, situasi geopolitik sangat meningkat.

Sementara pemikiran-pemikiran Frans Seda, yang merupakan Menkeu periode 1966-1968, bisa diambil untuk menghadapi tuntutan geopolitik.

Baca juga: Mengenang 96 Tahun Frans Seda, Jembatan Indonesia dari Timur Indonesia

"Tokoh Frans Seda akan memberikan pelajaran bahwa Indonesia sebagai negara besar, tidak hidup sendiri, tidak takut hidup bersama dengan negara lain. (Kita) memperkuat ekonomi dengan hubungan yang saling menghormati," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, Frans Seda merupakan generasi teknokrat pertama Indonesia yang membangun pondasi perekonomian dan keuangan negara.

"Bapak Frans Seda merupakan teknokrat yang membangun pondasi perekonomian Indonesia dengan disiplin anggaran," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Polisi dan Aktivis Kemanusiaan Raih Frans Seda Award 2018

Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa pria kelahiran Sikka, NTT, itu sebagai seorang nasionalis tulen.

"Namun beliau juga berwawasan internasional," ucap Sri Mulyani.

Kini, Frans Seda yang juga salah satu pendiri KOMPAS, sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional.

"Supaya Pak Frans Seda tidak hanya dikenang, tidak hanya dingat-ingat. Karena itu simbol sebagai ikon pemikiran harus diteguhkan, dipatrikan, sebagai pahlawan nasional," ujar wartawan senior, Rikard Bagun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com