Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan Anak di Makassar, Mensos Ingatkan Tak Ada yang Instan, Harus Kerja Keras

Kompas.com - 13/01/2023, 19:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku prihatin dengan peristiwa pembunuhan bocah berusia 11 tahun di Makassar untuk dijual organ ginjalnya.

Risma berharap kejadian itu tidak terulang. Ia pun berpesan kepada anak-anak lain di bawah umur tidak melakukan hal serupa.

Menurut dia, segala sesuatu di dunia ini tidak didapatkan secara cuma-cuma, bukan dengan menghalalkan segala cara.

"Anak-anakku semuanya, tidak ada sesuatu di dunia pun kita mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma, tidak ada. Karena itu kenapa kalian sekolah, itu harus belajar untuk kita bisa mencapai cita-cita," kata Risma saat ditemui di Gedung Kemensos, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).

Baca juga: Kominfo Blokir 3 Situs Jual-Beli Organ Imbas Kasus Pembunuhan Bocah 11 Tahun di Makassar

Risma menuturkan, segala sesuatu bisa didapatkan dengan kerja keras. Namun, kerja keras yang baik adalah kerja yang tidak merugikan orang lain, apalagi sampai membunuh dan menyia-nyiakan nyawa orang lain.

"Kita tidak boleh mengambil hal yang bukan milik kita, apalagi sampai membunuh. Mengambil saja barang yang bukan hak kita, enggak boleh. Di dalam agama maupun di dalam kita hubungannya dengan manusia. Karena yang kita ambil, mereka dapatkan dengan kerja keras," ucap Risma.

Risma lalu menyampaikan konsekuensi ketika anak di bawah umur sudah terjerat kasus hukum. Anak-anak tersebut sulit bersekolah dan bermain.

Anak-anak itu juga berpotensi dijauhi lingkungan sekitar karena perbuatan jahatnya. Statusnya sebagai pelaku kejahatan bisa melekat hingga tua, dan berpengaruh pada beberapa hal.

Baca juga: Bareskrim Akan Back Up Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah 11 Tahun oleh 2 Remaja di Makassar

"Jangan lagi terulang karena kalian akan rugi, akan berhadapan dengan hukum. Kalian akan wajib lapor, kalian tidak bisa sekolah dan bermain," ucap dia.

"Karena itu anak-anakku, ayo kita raih dengan kerja keras. Kita diberikan tangan, kaki, mulut, telinga, untuk kerja keras, bukan untuk mengambil hak orang lain, bukan hak kita," sambung Risma.

Adapun saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah memblokir 3 situs jual beli organ tubuh.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong menuturkan, pemblokiran juga dilakukan setelah menerima laporan dari Polri.

Ada tiga situs jual beli organ yang diblokir pemerintah.

"Kominfo tadi malam telah memblokir 3 situs jual beli organ. Pemblokiran tersebut dilakukan setelah Kominfo menerima permintaan blokir dari Polri," tutur Usman.

Baca juga: Polisi Telusuri SItus Web Yandex yang Menginspirasi Remaja di Makassar Bunuh Bocah 11 Tahun

Sebelumnya diberitakan, seorang bocah berinisial MFS berusia 11 tahun di Makassar dilaporkan hilang oleh orang tuanya. Namun, kasus hilangnya anak itu terungkap.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com