Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Makna Tangisan Putri Candrawathi: Soal Anak Dinilai Tulus, Pelecehan Diragukan

Kompas.com - 12/01/2023, 09:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tangisan terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Putri Candrawathi, dalam persidangan pemeriksaan menjelang tuntutan dinilai mempunyai 2 arti berbeda.

Menurut analisis psikolog forensik Reza Indragiri Amriel, tangisan yang diperlihatkan oleh Putri saat menceritakan tentang nasib anak-anaknya saat ini setelah dia dan sang suami, Ferdy Sambo, mendekam di rumah tahanan selama masa persidangan diyakini tidak direkayasa.

"Tangisan saat bercerita tentang anak-anak, ini asli. Ada studi yang menemukan bahwa hal yang paling merisaukan pesakitan adalah kondisi keluarga yang ditinggalkan," kata Reza saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Akan tetapi, Reza meragukan tangisan Putri dalam persidangan saat menceritakan tentang dugaan pemerkosaan atau pelecehan yang dituduhkan kepada Yosua.

Baca juga: Putri Candrawathi Ungkap Hasil Asesmen Psikiater: Saya Depresi Berat

"Tangisan tentang pemerkosaan, palsu. Ini malingering," ujar Reza.

Reza memaparkan, dari analisis psikologi dia melihat terdapat sejumlah kejanggalan dari keterangan Putri yang mengaku menjadi korban pelecehan oleh Yosua.

Pertama adalah soal reaksi Putri yang disebut sempat mengalami freeze alias tonic immobility menurut ahli Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor), Reni Kusumowardhani, yang dihadirkan dalam persidangan beberapa waktu lalu.

Menurut Reza, sikap freeze atau tak bisa merespon adalah tanda lumpuhnya prefrontal cortex atau bagian otak yang berperan dalam proses berpikir.

Ketika kondisi itu terjadi, maka korban pemerkosaan tidak mampu berpikir, menggerakkan tubuh buat melawan atau melarikan diri.

Baca juga: Putri Candrawathi ke Brigadir J: Dek, Saya Ampuni Perbuatanmu yang Keji, tapi...

Reza mengatakan, mengacu kepada riset terhadap 298 korban pemerkosaan, waktu mereka mengalami gejala tidak merespons atau freeze itu bervariasi, mulai dari 2 hingga 37 hari.

"Berarti rata-rata korban butuh waktu 19,1 hari sejak diperkosa sampai freeze-nya berhenti tuntas," ucap Reza.

Sedangkan menurut pengakuan Putri dalam persidangan, dia sempat mendengar keributan yang diduga antara Yosua dan Kuat di rumah itu setelah peristiwa dugaan pelecehan.

Putri juga meminta kepada Kuat dan asisten rumah tangga, Susi, buat mengambilkan ponselnya dan menghubungi Richard serta Ricky.

Baca juga: Putri Candrawathi Tak Menyesali Perbuatannya: Saya Harus Lebih Hati-hati Ke Depannya

Bahkan tidak lama setelah peristiwa dugaan pelecehan itu, Putri memanggil Yosua dan berbincang berdua di dalam kamar.

Reza pun mempertanyakan sikap Putri yang segera bangkit setelah diduga mengalami pelecehan oleh Yosua.

"Rasional sekaligus tangguh sekali PC ini. Namun di situ letak kejanggalannya. Hanya dalam hitungan menit dia sudah mampu memikirkan langkah mitigasi pasca pemerkosaan," ujar Reza.

Reza juga memaparkan ada celah kelemahan dari profil yang disusun Reni dalam menganalisis Putri. Menurut dia, kelemahannya adalah Reni memakai pendekatan idiografik atau menilai Putri dengan semata-mata berfokus pada dirinya sendiri.

Baca juga: Sambil Menangis, Putri Candrawathi: Saya Tak Bunuh Siapa-siapa...

Padahal menurut Reza analisis itu perlu diperkaya dengan pendekatan nomotetik, yakni membandingkan Putri dengan para korban pemerkosaan lain.

"Dengan memakai pendekatan nomotetik, plus mengamati secara lebih luas tindak-tanduk dan perkataan PC pasca 'diperkosa', akan kentara bahwa PC kontras dengan profil para korban pemerkosaan pada umumnya," ucap Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com