Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar 31,7 Persen, Puan 1,5 Persen

Kompas.com - 22/12/2022, 18:30 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mendapati elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) terpaut jauh dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar berada di tingkat pertama dengan elektabilitas 31,7 persen. Sementara Puan Maharani jauh berada di bawah dengan perolehan 1,5 persen.

"Mas Ganjar dengan tingkat elektabilitas 31,7 persen. Puan Maharani 1,5 persen," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam jumpa pers virtual, Kamis (22/12/2022).

Yunarto mengatakan, hasil tersebut berdasarkan pilihan responden terhadap 10 nama capres yang disediakan oleh Charta Politika.

Di antaranya seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Puan Maharani, Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto.

Baca juga: Survei Poltracking Indonesia: Ganjar Unggul pada Simulasi 20 hingga 3 Nama Capres

Kemudian, Yunarto mengungkapkan tingkat pengenalan dan kesukaan tokoh Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Dari hasil survei, Ganjar dikenali oleh 80 persen responden. Dari total 80 persen itu, 94 persen responden suka dengan Ganjar

Sementara Puan dikenali oleh 84 persen responden. Kemudian, yang suka dengan Puan mencapai 73 persennya.

Survei Charta Politika sendiri dilaksanakan dengan wawancara tatap muka pada 8-16 Desember 2022.

Total sampel responden yang diwawancarai secara valid berjumlah 1.220 orang. Dengan margin of error diperkirakan 2,82 persen.

Berikut elektabilitas capres per Desember 2022 versi Charta Politika:

  1. Ganjar Pranowo: 31,7 persen
  2. Anies Baswedan: 23,9 persen
  3. Prabowo Subianto: 23 persen
  4. Ridwan Kamil: 5,8 persen
  5. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY): 2,3 persen
  6. Sandiaga Uno: 2 persen
  7. Puan Maharani: 1,5 persen
  8. Khofifah Indar Parawansa: 1,2 persen
  9. Erick Thohir: 1,1 persen
  10. Airlangga Hartarto: 0,7 persen

Baca juga: Survei SMRC: Ganjar Capres Paling Disukai Rakyat, Puan Maharani Terendah

Darah biru Puan hambat maju capres

Kemudian, Yunarto mengatakan, Ketua DPR Puan Maharani dinilai menghadapi situasi tidak mudah apabila ingin maju sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, status sebagai anak Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri merupakan salah satu faktor yang membuat elektabilitas Puan stagnan karena publik tidak menyukai sosok "berdarah biru" seperti Puan.

"Ada kecenderungan 'darah biru' ini bukan lagi aset tapi liabilities, ada protes keras, ada kritik keras dari masyarakat, mereka inginnya yang bottom up, kira-kira seperti itu," kata Yunarto.

Yunarto menilai, meski menjadi bagian dinasti politik, rekam jejak politik Puan memang sudah teruji karena pernah menjadi anggota DPR, ketua fraksi, menteri, hingga menjadi Ketua DPR.

Namun, menurut Yunarto, kini ada situasi di tengah masyarakat yang didominasi anak muda yang menolak calon-calon berstatus "darah biru".

"Apakah itu harus disalahkan? Ya enggak bisa, malah harus ditunjukkan dengan cara yang lebih effort lebih ya buat para darah biru ini, saya tidak tahu tidak fair buat mereka," ujar Yunarto.

Baca juga: Charta Politika: Elektabilitas Ganjar, Anies, Prabowo Masih di Tiga Teratas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com