Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Poltracking: Elektabilitas Erick Thohir Ungguli Ridwan Kamil sebagai Cawapres Potensial

Kompas.com - 22/12/2022, 18:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Poltracking Indonesia terkini menunjukkan bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki elektabilitas sebagai calon wakil presiden (cawapres) tertinggi dibandingkan nama lainnya.

Disebutkan, pada simulasi 20 nama, Erick Thohir unggul dengan elektabilitas sebesar 15,1 persen.

"Erick Thohir di 15,1 persen. Kemudian, Ridwan Kamil 14 persen, Agus Harimurti 11,7 persen, Sandiaga Uno 9,3 persen, Khofifah 5,5 persen, Muhaimin Iskandar 5,3 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei yang ditayangkan di YouTube Poltracking TV, Kamis (22/12/2022).

Hanta mengatakan, selain enam nama tersebut, ada pula nama tokoh lainnya yang potensi menjadi cawapres.

Baca juga: Poltracking: Elektabilitas Cawapres AHY, Ridwan Kamil, Erick Thohir Bersaing Ketat di Jawa

Posisi tujuh misalnya, ada Ketua DPR Puan Maharani dengan elektabilitas 3,4 persen.

Kemudian, ada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dengan elektabilitas 2,9 persen.

Selain itu, nama mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga masuk hitungan cawapres potensial versi survei Poltracking Indonesia dengan elektabilitas 2,5 persen.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga masuk di posisi 10 elektabilitasnya 1,9 persen sebagai cawapres.

"Kemudian mengerucut 10 nama. Di urutan pertama adalah Mas Erick Thohir di 16,3 persen, Kang Ridwan Kamil 15,1 persen, Mas AHY 12 persen, kemudian Sandiaga Uno 9,4 persen," ujar Hanta Yuda.

Baca juga: Survei Poltracking Indonesia: Ganjar Unggul pada Simulasi 20 hingga 3 Nama Capres

Setelah itu, pada simulasi 10 nama, cawapres potensial lainnya berturut-turut ada Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas 5,7 persen, Muhaimin Iskandar 5,7 persen, Puan Maharani 4,1 persen, Mahfud MD 3 persen, Andika Perkasa 2,7 persen dan Airlangga Hartarto 2,6 persen.

Hanta Yuda kemudian mengungkapkan dugaannya kenapa Erick Thohir unggul elektabilitas sebagai cawapres potensial.

Pertama, Erick Thohir disebut menguasai wilayah Jawa Tengah yang jadi basis dukungan Joko Widodo (Jokowi) dan Ganjar Pranowo.

"Ketika Ganjar tidak diikutsertakan dalam simulasi cawapres, maka Erick Thohir lah yang paling tinggi di Jawa Tengah," kata Hanta.

Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Erick Thohir sebagai Cawapres Unggul di Jateng, AHY di DKI-Banten

Kemudian, Erick Thohir juga dinilai memiliki faktor kedekatan dengan Presiden Jokowi.

Oleh karenanya, Erick Thohir dinilai memiliki koneksi cukup kuat bahkan kerap disebut orang dekat Jokowi.

"Kemudian, (Erick) sering dikaitkan berpasangan dengan Ganjar Pranowo, ditambah kinerjanya masing-masing sebagai menteri," ujar Hanta Yuda.

Sebagai informasi, survei Poltracking kali ini dilaksanakan dengan wawancara tatap muka pada 21-27 November 2022 terhadap 1.220 responden.

Metode yang digunakan mengambil sampel yaitu multistage random sampling. Dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Spanduk Ganjar-Erick Thohir Terpasang di Kabupaten Semarang, Bawaslu: Bentuk Ekspresi Dukungan Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com