Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Sinyal Politik Jokowi Memang untuk Ganjar Pranowo

Kompas.com - 03/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SINYAL dukungan politik Presiden Joko Widodo kepada Ganjar Pranowo nampaknya semakin menguat.

Sinyal terbaru bisa dengan mudah dibaca di saat eks Wali Kota Solo itu menghadiri acara Relawan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada Sabtu, 26 November 2022 lalu.

Dalam acara itu, Jokowi mengungkapkan salah satu pesan yang dianggap oleh banyak pihak sebagai sinyal dukungan kepada Ganjar Pranowo. Ia meminta rakyat untuk memilih pemimpin yang tahu kebutuhan rakyat.

“Jangan sampai kita memilih pemimpin yang nanti hanya senang duduk di Istana yang AC-nya dingin,” kata Jokowi.

Tak lupa, Jokowi mengungkapkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat tersebut.

“Pemimpin yang mikirin rakyat kelihatan dari mukanya, dari penampilannya, itu kelihatan. Banyak kerutan di wajahnya karena memikirkan rakyat, ada juga yang memikirkan rakyat sampai rambutnya putih semua,” kata Jokowi.

Tak pelak, kata "rambut putih" menjadi kata kunci politik yang langsung dikaitkan oleh publik dengan sosok Ganjar Pranowo.

Hal tersebut sangat bisa dipahami karena dari tiga nama bakal calon presiden yang memuncaki survei-survei politik selama ini, hanya Ganjar Pranowo yang paling terwakili oleh kata kunci tersebut.

Sedari dulu, selain akrab dengan istilah "politik santun", Ganjar Pranowo memang identik dengan politisi berambut putih, yang melengkapi ciri-ciri unik performa fisik Gubernur Jawa Tengah itu sejak lama.

Sementara di sisi lain, sosok Prabowo Subianto dan Anies Baswedan nyaris tak pernah terasosiasi dengan istilah "rambut putih."

Sinyal kali ini menjadi cukup spesial karena dinyatakan di tengah relawan Jokowi sendiri. Berbeda dengan pernyataan terbuka Jokowi terkait Prabowo, beberapa waktu lalu.

Kala itu, pada acara perayaan hari ulang tahun Partai Perindo, Senin (7/11/2022), Jokowi sempat menyatakan bahwa jatah kursi presiden selanjutnya adalah jatah Prabowo.

Publik memang sempat berspekulasi setelah pernyataan tersebut dan menganggap bahwa Jokowi akan mendukung Prabowo.

Namun nyatanya tidak banyak pakar memahami dengan cara demikian karena konteksnya kurang tepat. Jokowi menyampaikan pernyataan tersebut pada acara partai politik Perindo ataupun dihadapan para pendukung Prabowo, bukan di hadapan pendukung Jokowi sendiri.

Artinya, kala itu Jokowi hanya menyesuaikan diri dengan tempat dan konteks acara. Apalagi yang bisa disampaikan seorang Jokowi di tengah-tengah simpatisan Prabowo dan Gerindra toh, kalau bukan pernyataan seperti itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com