Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei SMRC: Pencapresan Airlangga Tak Beri Dampak Signifikan pada Elektabilitas Golkar

Kompas.com - 18/11/2022, 06:56 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukan Airlangga Hartarto tak memberikan peningkatan elektabilitas signifikan untuk Partai Golkar, jika dicalonkan menjadi capres pada Pilpres 2024.

Hal itu nampak dari survei eksperimental yang melibatkan 267 responden yang berlangsung 3-9 Oktober 2022.

Mulanya, survei eksperimental itu menggali pilihan responden jika Pemilihan Legislatif (Pileg) berlangsung saat ini.

Baca juga: SMRC: Elektabilitas Golkar Naik, jika Calonkan Ganjar sebagai Capres

Hasilnya Partai Golkar meraih elektabilitas ketiga dengan tingkat elektoral 11 persen, sementara itu PDI-P berada di urutan pertama dengan raihan 25 persen, disusul Partai Gerindra di urutan kedua yang mendapatkan 15 persen suara.

Kemudian jajak pendapat SMRC menunjukan elektabilitas Golkar hanya mengalami peningkatan 2 persen, menjadi 13 persen, jika mengusung Airlangga sebagai capres.

“Airlangga tidak memiliki efek, baik positif maupun negatif, pada suara Partai Golkar,” ujar pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangannya, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Merespons Survei Litbang Kompas, Gerindra: Puji Jokowi ke Prabowo Bukan Bertujuan Menang Pilpres

Menurutnya, Golkar tidak akan mendapatkan banyak keuntungan elektoral jika tetap kekeh mencalonkan Airlangga.

“Karena itu, jika Golkar mencalonkan Airlangga, kemungkinan menaikkan suara Golkar tidak terjadi,” ucapnya.

Sebaliknya Golkar justru mendapatkan efek ekor jas begitu signifikan jika mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.

Angka elektoral Golkar melonjak 7 persen menjadi 18 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Sikap Toleransi Masyarakat Tinggi, tetapi Dibayangi Ancaman Konflik Agama dan Politik

“Kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar, dia mengajak (sebagian) pemilihnya pergi ke Golkar,” tandasnya.

Diketahui survei eksperimental SMRC melibatkan responden dari seluruh provinsi Tanah Air, kemudian responden dipilih dengan metode stratified multistage random sampling.

Adapun jajak pendapat eksperimental itu memiliki margin of error kurang lebih 6,1 persen.

Saat ini Airlangga dan Ganjar belum dipastikan maju sebagai kontestan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Golkar yang telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum mengumumkan pasangan calon (paslon) capres-cawapresnya.

Sedangkan Ganjar masih terganjal restu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Pasalnya, selain Ganjar, Puan Maharani juga mendapatkan dukungan sebagian elit PDI-P untuk menjadi capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com