Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Biarkan Dunia Jatuh pada Perang Dingin Selanjutnya

Kompas.com - 15/11/2022, 10:39 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan agar jangan sampai negara-negara di dunia jatuh dalam perang dingin (cold war) selanjutnya.

Pesan tersebut secara khusus disampaikannya dalam sejumlah kalimat berbahasa Inggris saat pidato pembukaan KTT G20 di The Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11/2022.

Mula-mula, Jokowi menyinggung soal berbagai perbedaan yang ada di antara negara-negara anggota G20.

Baca juga: Jokowi Soroti Kelangkaan Pupuk Saat Buka KTT G20, Bisa Sebabkan Gagal Panen hingga Krisis Pangan

Menurut dia, sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan.

"Semangat yang sama harus ditunjukkan G20. Kita tidak punya pilihan. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua punya tanggung jawab, tidak hanya untuk masyarakat kita, tapi juga masyarakat di seluruh dunia. (We have no other option. Paradigm of collaboration is badly needed to save the world. We all have responsibility, not only for our people, but also for the people of the world)," tegas Jokowi.

Baca juga: Polri Gelar Perluasan Pengamanan KTT G20 di Kuta, Seminyak, dan Legian

Dia melanjutkan, menjadi bertanggung jawab berarti menghormati hukum dan prinsip internasional. Salah satunya menghormati piagam PBB secara konsisten.

Selain itu, menjadi bertanggung jawab juga berarti mendorong solusi yang sama-sama menguntungkan untuk semua negara.

Oleh karenanya, semua pihak harus berinisiatif menghentikan perang.

Sebab, jika peperangan tak segera dihentikan akan menyulitkan dunia di masa depan.

"Jika perang tidak dihentikan, itu akan menyulitkan dunia untuk maju. Jika perang tidak dihentikan, itu akan menyulitkan bagi kita untuk mengambil tanggung jawab untuk masa depan generasi sekarang dan generasi yang akan datang. (If the war does not end, it will be difficult for the world to move forward. If the war does not end, it will be difficult for us to take responsibility for the future of current generation dan future generations)," jelas Jokowi.

"(Kita tidak boleh membagi dunia ke dalam beberapa bagian. Kita tidak boleh membuat dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya. (We should not divide the world into parts. We must not allow the world fall into another cold war)," tambahnya.

Baca juga: Jokowi: G20 Harus Berhasil, Tak Boleh Gagal

Sebelumnya, Presiden Jokowi membuka KTT G20 tepat setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di lokasi pelaksanaan KTT.

"Hari ini saya nyatakan KTT G20 dibuka," ujar Jokowi yang langsung disusul dengan pemulukan palu sebanyak empat kali.

"Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia," lanjut Jokowi kepada para tamu.

Presiden Jokowi menjelaskan, butuh waktu dan upaya luar biasa dari semua pihak untuk bisa duduk bersama di KTT G20.

Baca juga: Cerita Polisi Bali Temukan iPad Delegasi G20 asal China yang Tertinggal di Taksi Online

Jokowi pun mengingatkan bahwa dunia saat ini masih dalam kondisi krisis.

"Dunia sedang menghadapi krisis demi krisis dan ada dampak ketahanan pangan dan energi," tambah Jokowi.

Adapun para tamu yang telah hadir di The Apurva Kempinski dan disambut Presiden Jokowi adalah Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Muhammad Sulaiman Al Jasser selaku Presiden Islamic Development Bank (ISBD), Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, PM Singapura, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola.

Baca juga: Datang Paling Akhir di Lokasi KTT G20, Joe Biden Lari Kecil Hampiri Jokowi

Kemudian ada Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese, Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Korea Selatan Yon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden UEA Muhammad bin Zayed Al Nahyan, PM Italia Giorgia Meloni, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com