Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Spesialis Paru: Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kekurangan Oksigen

Kompas.com - 14/10/2022, 11:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, paparan gas air mata dapat menimbulkan asfiksia atau kekurangan oksigen dalam kondisi tertentu.

"Bila segera diatasi dengan pemberian oksigen, biasanya bisa tertolong," kata Erlina kepada Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Ia menjelaskan, umumnya paparan gas air mata akan berpengaruh terhadap saluran napas, yang dapat menimbulkan iritasi dengan konsekuensi batuk dan sesak napas.

Baca juga: Anggota TNI Penendang Aremania Dijadikan Tersangka di Tragedi Kanjuruhan

Salah satu pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu juga menyatakan bahwa paparan gas air mata juga memiliki dampak bervariasi, mulai dari ringan hingga cukup berat.

Ringan atau beratnya dampak yang ditimbulkan tergantung dari beberapa hal. Mulai dari jenis ruangan apakah dalam kondisi terbuka atau tertutup, lamanya paparan, konsentrasi zat kimia yang terhirup, hingga kondisi kerentanan seseorang.

Dalam hal ini, penderita asma, penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau peradangan paru yang terjadi dalam kondisi panjang, maupun penderita alergi, akan lebih rentan terhadap paparan gas air mata.

Baca juga: PSSI Sebut Tragedi Kanjuruhan Kehendak Tuhan, Anggota DPR Nilai Seperti Tak Mau Disalahkan

"(Toleransi seseorang terhadap paparan gas air mata) tergantung lamanya, konsentrasinya, dan kerentanan seseorang. Tergantung jumlah keramaian dan sempit atau luasnya ruangan," ucap Erlina.

Bila dampaknya relatif ringan, kata Erlina, biasanya efek gas air mata bisa cepat sembuh. Namun bila terjadi dampak berat, memang perlu perawatan di rumah sakit.

Konsekuensi gas air mata yang sudah kedaluwarsa juga tergantung pada perubahan yang terjadi pada zat kimia yang kedaluwarsa tersebut.

"Bila terjadi komplikasi yang berat, bisa meninggal walaupun sangat jarang. Jadi bisa menimbulkan kematian namun jarang karena banyak faktor yang mempengaruhi," jelas Erlina.

Baca juga: Saat PSSI Sebut Tragedi Kanjuruhan Kehendak Tuhan...

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan bila ratusan aremania yang meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bukan meninggal karena gas air mata, melainkan kekurangan oksigen.

Menurut Dedi, hal itu berdasarkan penjelasan dair ahli kedokteran yang menyebut gas air mata tidak menyebabkan kematian.

“Dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakita dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata dia, Senin (10/10/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com