Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Nilai Anies-AHY "Win-win Solution" Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat

Kompas.com - 10/10/2022, 14:08 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menganggap bahwa peluang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpasangan sebagai capres-cawapres 2024 sangat terbuka.

Umam menilai, pasangan ini merupakan kompromi terbaik dari koalisi yang mungkin terbentuk antara Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Saat ini, ketiga partai politik tersebut memang belum secara resmi mengumumkan koalisi. Tetapi, sudah menunjukkan ke publik bahwa mereka saling mendukung keputusan politik masing-masing.

Di samping itu, ketiganya juga perlu berkoalisi demi mengamankan tiket pencalonan presiden dengan ambang batas 20 persen kursi parlemen.

"Untuk mendapatkan itu, maka masing-masing partai harus mendapatkan penawaran terbaik. Di level ini, Nasdem sudah mendapatkan penawaran terbaik dengan menjadi deklarator awal Anies Baswedan," kata Umam ketika dihubungi Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Baca juga: PDI-P Sebut Biru Lepas dari Pemerintahan, Nasdem Tegaskan Dukung Jokowi sampai 2024

Sementara itu, mencalonkan AHY dianggap menjadi solusi paling baik untuk Demokrat.

Pasalnya, mantan partai penguasa yang kini tengah berjuang kembali untuk menjadi partai papan atas setelah kalah di Pemilu 2019.

Hal itu dinilai menjadi fokus partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut pada Pemilu 2024.

"Yang dimiliki saat ini, satu-satunya ya tokoh yang dianggap bisa menjadi pengaman, sekaligus menyelamatkan suara Demokrat di Pemilu 2024 yang akan datang," ujar Umam.

Baca juga: Hasto Sebut Biru Terlepas, Pengamat Nilai PDI-P Anggap Nasdem Ganjalan

Sementara itu, PKS dinilai tidak akan memaksakan diri untuk menitipkan kadernya sebagai capres dan cawapres.

Menurut Umam, PKS lebih membutuhkan mesin penggerak di akar rumput guna sukses dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

"PKS sendiri merasa dirinya tidak memiliki tokoh yang sekiranya cukup marketable (bagus untuk dipasarkan) untuk Pilpres 2024 dan tokoh yang bisa menutup kekurangan Anies, dalam hal ini efek samping di Pilkada 2017 yang seolah memperkuat stereotipe soal Islam konservatif," ujar Umam.

"Kalau PKS memaksakan tokohnya ditempatkan bersama (Anies), maka akan menjadi kelemahan bagi Anies," katanya lagi.

Di sisi lain, nama Anies-AHY juga dianggap saling melengkapi ceruk pemilih masing-masing.

Keduanya juga dinilai tak memiliki resistensi antara Nasdem, Demokrat, dan PKS.

"Jika kita bicara penawaran terbaik, potensi Anies-AHY menjadi win-win solution bagi Demokrat, bagi Nasdem, dan PKS itu sendiri. Itu kalkulasi umum, tapi sekali lagi bisa berubah sesuai kalkulasi dari anggota koalisi," kata Umam.

Baca juga: Sindiran Biru Hasto dan Permintaan Nasdem agar PDI-P Hormati Keputusan Partai Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com