Umam menilai, pasangan ini merupakan kompromi terbaik dari koalisi yang mungkin terbentuk antara Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Saat ini, ketiga partai politik tersebut memang belum secara resmi mengumumkan koalisi. Tetapi, sudah menunjukkan ke publik bahwa mereka saling mendukung keputusan politik masing-masing.
Di samping itu, ketiganya juga perlu berkoalisi demi mengamankan tiket pencalonan presiden dengan ambang batas 20 persen kursi parlemen.
"Untuk mendapatkan itu, maka masing-masing partai harus mendapatkan penawaran terbaik. Di level ini, Nasdem sudah mendapatkan penawaran terbaik dengan menjadi deklarator awal Anies Baswedan," kata Umam ketika dihubungi Kompas.com, Senin (10/10/2022).
Sementara itu, mencalonkan AHY dianggap menjadi solusi paling baik untuk Demokrat.
Pasalnya, mantan partai penguasa yang kini tengah berjuang kembali untuk menjadi partai papan atas setelah kalah di Pemilu 2019.
Hal itu dinilai menjadi fokus partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut pada Pemilu 2024.
"Yang dimiliki saat ini, satu-satunya ya tokoh yang dianggap bisa menjadi pengaman, sekaligus menyelamatkan suara Demokrat di Pemilu 2024 yang akan datang," ujar Umam.
Sementara itu, PKS dinilai tidak akan memaksakan diri untuk menitipkan kadernya sebagai capres dan cawapres.
Menurut Umam, PKS lebih membutuhkan mesin penggerak di akar rumput guna sukses dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
"Kalau PKS memaksakan tokohnya ditempatkan bersama (Anies), maka akan menjadi kelemahan bagi Anies," katanya lagi.
Di sisi lain, nama Anies-AHY juga dianggap saling melengkapi ceruk pemilih masing-masing.
Keduanya juga dinilai tak memiliki resistensi antara Nasdem, Demokrat, dan PKS.
"Jika kita bicara penawaran terbaik, potensi Anies-AHY menjadi win-win solution bagi Demokrat, bagi Nasdem, dan PKS itu sendiri. Itu kalkulasi umum, tapi sekali lagi bisa berubah sesuai kalkulasi dari anggota koalisi," kata Umam.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/10/14084511/pakar-nilai-anies-ahy-win-win-solution-koalisi-nasdem-pks-demokrat