Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Stunting Sumber Malapetaka kalau Tidak Diatasi

Kompas.com - 06/10/2022, 13:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan, stunting dapat menjadi sumber malapetaka apabila tidak ditangani dengan baik.

Ma'ruf mengatakan, stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan juga masalah kemanusiaan. Bahkan, dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara.

"Stunting itu berdampak bukan hanya pada kesehatan tapi juga kepada ekonomi, kepada pendidikannya nanti tidak baik. Itu stunting sumber malapetaka kalau tidak kita atasi," kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Ma'ruf menyebutkan, stunting berpotensi mendatangkan dampak berlipat karena mengganggu perkembangan otak anak hingga mengancam produktivitasnya ketika dewasa.

Baca juga: Cara Mencegah Stunting yang Membahayakan Tumbuh Kembang Anak

Menurutnya, stunting menjadi tantangan yang membayangi Indonesia dalam menyambut peluang bonus demografi yang diperkirakan akan diperoleh satu windu ke depan.

"Di tengah peluang tersebut, kita masih dibayangi tantangan. Hasil Studi Status Gizi Indonesia 2021 mencatat kurang lebih 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting," kata Ma'ruf Amin.

Untuk itu, Ma'ruf menuturkan, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Salah satunya dengan melibatkan para dai dan penyuluh agama.

Ma'ruf Amin mengatakan, peran para dai sangat strategis mereka hadir langsung di tengah masyarakat.

Baca juga: Siapkan Stok Vaksin Meningitis, Wapres: Jangan Sampai Orang Mau Umrah Terkendala

Ma'ruf mengutip hasil survei global yang menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-7 paling religius di dunia.

Mayoritas penduduk Indonesia juga menjadikan agama menjadi kompas yang menentukan tujuan hidup hingga praktik dalam keseharian.

"Karakteristik masyarakat Indonesia ini menawarkan peluang yang harus kita tangkap, yaitu edukasi melalui pendekatan keagamaan. Apalagi sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah umat Islam," kata Ma'ruf Amin.

Baca juga: Mengenal Stunting, Sanitasi Jadi Salah Satu Pemicu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com