Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komnas HAM Tegaskan Tak Ada Agenda Politik Terselubung dalam Dialog Damai Papua

Kompas.com - 19/09/2022, 18:29 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menegaskan, tak ada agenda terselubung dalam upaya dialog perdamaian di Papua.

Hal tersebut dia sampaikan untuk merespons pernyataan Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka Sebby Sembom yang mengatakan upaya Komnas HAM ke Papua untuk mengangkat citra Presiden RI Joko Widodo.

"Kami tidak punya agenda politik terselubung, kecuali untuk perdamaian," kata Taufan saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Ketua Komnas HAM Bantah Kelompok OPM yang Ditemui di Papua adalah Binaan TNI-Polri

Taufan menjelaskan, Komnas HAM bergerak secara independen agar perdamaian di Papua bisa tercipta.

Di antaranya, Komisioner Komnas HAM sudah bertemu dengan Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa dan Uni Eropa agar dialog perdamaian bisa terwujud.

"Mereka (Komisioner Tinggi HAM PBB) mendukung langkah Komnas HAM untuk penyelesaian damai di Papua, (dan) pemerintah RI juga mendukung," imbuh dia.

Taufan juga menyebut, beberapa tokoh pilitik di Papua, Dewan Gereja dan Majelis Rakyat Papua (MRP) juga sudah bertatap muka langsung dengan Komnas HAM.

Perjuangan Komnas HAM tersebut semata-mata untuk menciptakan dialog damai menghentikan kekerasan di Papua.

"Tujuan kita adalah membangun dialog damai di Papua," kata dia.

Baca juga: Jubir TPNPB OPM Bantah Panglimanya Pernah Temui Ketua Komnas HAM

Sebelumnya, Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Sebby Sembom menyebut pengakuan Taufan terkait tatap muka dengan Panglima OPM adalah usaha politik meningkatkan citra pemerintah Indonesia di mata dunia.

Sebby bahkan membantah panglimanya pernah bertemu Taufan untuk membicarakan dialog damai.

"Di mana beliau mengatakan bahwa sudah ketemu Panglima OPM di hutan Papua itu tidak benar, dan pernyataan Ketua Komnas HAM RI ini hanya sebatas mengangkat citra Presiden RI Joko Widodo," kata Sebby, Sabtu.

Sebby juga menyebut, kelompok yang ditemui oleh Komnas HAM bukan bagian dari OPM melainkan organisasi yang dibina oleh TNI/Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com