JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat tak perlu takut dengan potensi terjadinya resesi ekonomi pada 2023 karena pemerintah diperhitungkan mampu menghadapinya.
Akan tetapi, Ma'ruf menekankan, masyarakat juga mesti bersiap menghadapi kemungkinan resesi itu dalam momentum peringatan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus 2022.
"17 Agustus ini menjadi momentum penting menghadapi adanya di masyarakat supaya prepare, tidak takut kita, tidak takut karena menurut perhitungan kita, kita mampu menghadapi itu," kata Ma'ruf di Banjarbaru, Kamis (11/8/2022), dikutip dari tayangan YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.
Baca juga: Soal Kasus Brigadir J, Wapres: Polri Sudah Melaksanakan Permintaan Presiden
Ma'ruf mengakui, perekonomian Indonesia pasti bakal terdampak akibat resesi, tetapi hal itu tidak akan menjalar ke masalah politik hingga kelaparan yang terjadi di sejumlah negara.
"Kita sebenarnya prepare, ekonomi kita bagus, karena itu di 2023 kita akan menstabilkan keadaan ini," ujar dia.
Ma'ruf menambahkan, peringatan Hari Kemerdekaan yang mengambil tema "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat" merupakan ajakan bagi masyarakat untuk bersiap menghadapi tantangan resesi setelah pulih dari pandemi Covid-19.
"(Perayaan) 17-an ini membangkitkan kembali semangat ya, semangat seperti tadi saya katakan, kita memang menghadapi memulihkan akibat dari Covid, menghadapi kemungkinan terjadinya resesi di 2023," kata Ma'ruf.
Baca juga: Bahlil: Jangan Percaya Isu Ekonomi Indonesia di Ujung Resesi, Itu Hoaks Besar
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memprediksi kondisi ekonomi dunia pada 2023 akan lebih sulit daripada tahun ini.
Prediksi tersebut berdasarkan rangkuman informasi yang ia dapat saat bertemu para pemimpin dunia, seperti Sekjen PBB Antonio Guterres, para kepala lembaga internasional, dan semua kepala negara G7.
"Beliau-beliau menyampaikan, Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit, terus kemudian tahun depan seperti apa? Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati, bukan Indonesia, yang saya bicarakan tadi dunia," ujar Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center di Bogor, sebagaimana disiarkan YouTube PPAD TNI, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok, Dipicu Kekhawatiran Akan Resesi Global
Jokowi pun mengutip penjelasan dari Sekjen PBB dan IMF bahwa akan ada 66 negara yang akan ambruk ekonominya.
Ambruknya perekonomian negara-negara di dunia tidak langsung bersamaan, tetapi bertahap hingga akhirnya kini sudah ratusan juta orang di dunia kelaparan.
"Mereka detail mengalkulasi, apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian sudah kelaparan," tuturnya.
"Ini saya sampaikan apa adanya karena posisi pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun, tapi anjlok semuanya. Singapura, Eropa, Australia, Amerika, semuanya. Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan," lanjut Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.