Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Sebut RI-Malaysia Punya Relasi Spesial seperti AS dan Inggris

Kompas.com - 10/08/2022, 11:12 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebutkan, Indonesia dan Malaysia mempunyai relasi yang spesial seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan selepas pertemuan dengan Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin bin Hussein dalam rangka sidang ke-42 General Border Committee (GBC) Malaysia-Indonesia (Malindo) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (9/8/2022).

Indonesia-Malaysia has a special relationship. Kalau Amerika Serikat dan Inggris punya relasi yang spesial. Itulah yang berlaku bagi Indonesia dan Malaysia. It has a special relationship,” ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Jokowi Sampaikan 3 Upaya Pulihkan Ekonomi pada KTT ke-13 RI-Malaysia-Thailand

Prabowo pun mengingat sikap para pemimpin Indonesia dahulu yang mengatakan bahwa jika Malaysia dicubit, Indonesia pun turut merasakan sakit.

“Kalau Indonesia kena flu, mungkin Malaysia yang batuk. Itu sampai demikian hubungan pemimpin-pemimpin kita dulu,” kata Prabowo.

Dalam kesempatan ini, Prabowo juga menyampaikan, GBC Malindo merupakan program yang strategis antara Indonesia dan Malaysia yang dibentuk oleh para pemimpin kedua negara 50 tahun yang lalu.

Menurut dia, program ini dicetuskan oleh para pemimpin dahulu yang menyadari Indonesia dan Malaysia tidak boleh tak sejalan.

“Jadi inilah arti daripada GBC yang hari ini ulang tahun ke-50,” ujar Prabowo.

Prabowo menambahkan, pencapaian 50 tahun GBC Malindo ini membanggakan.

Sebab, kedua negara berhasil merawat program yang dibentuk untuk membina hubungan dan perdamaian kedua negara serumpun ini, terlepas adanya ketegangan politik antara kedua negara di masa lampau.

Sebagai informasi, titik permulaan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia berawal pada 1966.

Pada periode itu, RI dan Malaysia menandatangani sebuah perjanjian perdamaian oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik dan Menlu Malaysia Tun Abdul Razak. Perjanjian ini menjadi titik permulaan.

Baca juga: Tiga Tahun Perjuangkan Upah, Sekelompok Pekerja Segel SMP di Perbatasan RI–Malaysia

Hubungan tersebut meningkat dengan ditekennya Security Arrangement pada 1967 yang diikuti dengan pembaruan pada 1972 dan pembentukan GBC Malindo sebagai forum perbicangan operasi dan latihan di perbatasan. Sidang GBC Malindo pertama berlangsung pada 25 Juli 1972.

Pada 2022 genap 50 tahun GBC Malindo yang sudah mencatatkan pencapaian, di antaranya 42 sidang, konsep “whole of government” yang diaplikasikan dalam memelihara keselamatan perbatasan darat, laut, dan udara Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com