JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pihaknya telah melakukan pelacakan (tracing) setelah temuan kasus suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah.
Budi mengatakan, tracing dilakukan dengan mengambil serum darah dari orang-orang yang sempat kontak erat dengan pasien suspek cacar monyet tersebut.
"Sudah ditelusuri dan yang lainya sudah kita ambil serum darahnya ya, kontak eratnya. Karena ini kan harus dengan kontak menularnya," kata Budi di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Suspek Cacar Monyet di Indonesia, Kenali Gejala, dan Cara Penularannya
Budi menyebutkan, saat ini Kemenkes masih menunggu hasil tes genome sequencing yang akan membuktikan apakah orang tersebut terpapar cacar monyet atau cacar biasa (small pox).
Ia menuturkan, seorang suspek tersebut awalnya mengalami gejala demam pada 19 Juli 2022 lalu dibawa ke rumah sakit dua hari kemudian.
Pada 23 Juli 2022, pasien suspek itu menunjukkan gejala cacar di mana muncul bintik-bintik di tubuhnya.
"(Tanggal) 28 kita ambil sampelnya kemudian kita terima tanggal 29, itu yang sekarang sedang dites apakah dia small pox atau monkey pox. Nanti harusnya dalam 2 hari 3 hari kalau ini keluar," ujar Budi.
Ia pun menegaskan hingga kini belum ada temuan kasus positif cacar monyet karena warga tersebut masih berstatus suspek.
Baca juga: Mencegah Penyebaran Cacar Monyet dengan Riset, Ini Penjelasan BRIN
"Ini sama dengan yang kemarin kejadian 9 suspek, begitu dites malah ternyata ini bukan monkey pox. Kalau yang 9 sudah bukan suspek," ujar Budi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa pada laporan terbaru terdapat satu warga Jawa Tengah yang memiliki gejala cacar monyet.
Pasien tersebut masih berstatus sebagai suspek dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah.
"Masih suspek dan dalam pemeriksaan lanjutan," kata Syahril kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2022).
Dikutip dari laman Kemenkes, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air.
Baca juga: Cegah Cacar Monyet, IDI Imbau Masyarakat Hindari Kontak Langsung dengan Hewan Pengerat
Perbedaan utama antara keduanya adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.
Pada tahap awal sekitar 1 sampai 3 hari setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam yang dimulai dari wajah hingga menyebar ke bagian tubuh lain.
Penyakit cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu setelah gejala awal terjadi.
Menurut WHO, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi di Afrika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.