Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdillah Toha
Pemerhati Politik

Pemerhati politik, sosial, ekonomi, agama

Anies Baswedan

Kompas.com - 01/08/2022, 10:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TULISAN ini jangan dibaca sebagai dukungan politik saya kepada Anies Baswedan. Saya belum mengambil keputusan siapa yang akan saya pilih dalam pemilu presiden 2024 mendatang.

Saya masih akan terus meneliti, baik dari sisi karakter calon presiden maupun program-program yang ditawarkan.

Lagi pula, pada saat menulis ini, meski sudah ada perkiraan siapa saja yang akan maju sebagai capres nanti, tetap saja belum ada sesuatu yang pasti.

Belakangan ini foto-foto dan clip video Anies banyak muncul di media elektronik ketika dia mantu anak putrinya semata wayang yang dihadiri berbagai lapisan masyarakat.

Dalam salah satu sesi resepsi perkawinan itu, tampaknya ada satu sesi khusus bagi pejabat dan elite politik.

Hampir seluruh elite Jakarta dari presiden sampai menteri-menterinya dan seluruh pimpinan partai politik terlihat hadir di situ, kecuali Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ketika berdasarkan hasil berbagai survei sejauh ini Anies masuk sebagai satu dari tiga bakal capres yang berpeluang tertinggi, maka liputan itu bukan lagi sekadar tentang resepsi pernikahan, tapi menjelma menjadi sebuah show politik yang mempertontonkan tidak ada partai yang mau ketinggalan di mata Anies sebagai partai yang tidak tertarik untuk menjadikannya sebagai calon presiden.

Mantan rektor Universitas Paramadina ini penerima sederet penghargaan nasional dan internasional atas kiprahnya di bidang sosial dan pendidikan (Gerakan Indonesia Mengajar dan lainnya).

Anies juga pegiat gerakan pemerintahan yang bersih. Di Universitas Paramadina dia mengenalkan mata pelajaran baru tentang teori dan praktik korupsi.

Pada masa pemerintahan SBY, ketika KPK belum disunat seperti sekarang, Anies beberapa kali ditugaskan memperkuat KPK dalam berbagai tim seperti tim pencari fakta kasus konflik antara kepolisian dan KPK yang dikenal sebagai kasus Cicak Vs Buaya, dan ketua komite etik di bawah Abraham Samad.

Dengan modal pendidikan tinggi dan gelar PhD dalam ilmu politik dari Nothern Illinois Unversity, Amerika, Anies diakui sebagai pembicara yang lancar dengan kemampuan tinggi dalam komunikasi publik.

Ini adalah kelebihan dan sekaligus di mata penolaknya adalah kelemahannya. Anies dinilai beda dengan Jokowi yang lemah dalam komunikasi verbal, tapi dianggap sebagai pekerja.

Sedang prestasi Anies sebagai gubernur DKI dianggap oleh musuhnya tidak sebanding dengan retorikanya.

Dalam kontestasi demokrasi memilih calon pemimpin, ada pendukung, pencinta, penolak, dan pembenci.

Apa bedanya? Pendukung dan penolak, dan mudah-mudahan ini yang terbanyak, adalah para pemilih rasional yang mendasarkan keputusannya atas prestasi yang terukur dan perilaku calon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com