Anies di arab-arabkan atau di yaman-yamankan. Bahkan sampai ada yang mencaci maki dengan bahasa yang jorok dan kejam, ingin mengusir Anies dari negeri di mana dia dan kakek-kakeknya dilahirkan dan dibesarkan.
Mirip dengan kecaman terhadap Jokowi ketika maju dalam pemilihan presiden, Jokowi dikecam berlatar belakang PKI.
Ada dua hal yang saya kagumi pada sikap Anies dalam menghadapi berbagai kecaman tidak adil itu.
Pertama, sama seperti sikap Presiden Jokowi, dia sama sekali tidak menggubris atau melayani kecaman tidak senonoh yang menjurus ke fitnah, tetapi membiarkannya dengan sabar.
Kedua, Anies tidak pernah malu dan berupaya menutupi latar belakang etnis serta budaya peranakan Hadramautnya. Semuanya dibuat terbuka tanpa ada rasa rendah diri.
Rasisme memang bukan hanya ada di sebagian warga Indonesia. Di hampir seluruh bagian dunia terdapat sikap rasis.
Bedanya dengan kita, di banyak negeri-negeri itu ancaman hukuman menghadang sikap rasis. Sebagai contoh, iklan mencari pekerja dengan syarat harus dari ras tertentu atau pemeluk agama tertentu atau gender tertentu bisa berakibat gugatan di pengadilan.
Bumi ini adalah milik kita bersama, dari manapun asal kita. Karenanya hukum kita telah menghapus istilah pribumi dan non-pribumi. Kita harus mulai belajar dari negeri-negeri yang sudah lebih matang demokrasinya.
Saat ini jabatan tertinggi kedua di Amerika untuk pertama kalinya diisi oleh perempuan dan keturunan India.
Jabatan tertinggi di Inggris diperkirakan tidak lama lagi juga akan diduduki oleh warga negara Inggris keturunan India.
Bahkan kedua orang keturunan India itu adalah warga negara generasi pertama dari orangtua imigran. Beda dengan Anies yang telah turun temurun berada di negeri ini.
Maka seyogyanyalah dalam menentukan pilihan pimpinan kita mendatang, kita harus mampu bersikap rasional dengan menilai kemampuan calon, program yang ditawarkan, serta prestasinya selama ini, dan membuang jauh-jauh sentimen-sentimen pribadi yang hanya akan menjerumuskan negeri ke dalam lumpur kehancuran.
Sebagai penutup saya ingin menyarankan kepada saudara kita Ganjar Pranowo, juga salah satu kandidat yang punya peluang besar untuk terpilih menjadi presiden RI mendatang, agar jauh-jauh hari sudah berani menyatakan sebagai calon independen yang terbuka bagi partai manapun yang bersedia mencalonkannya.
Dengan demikian dia tidak akan terjebak dan terjerat lehernya oleh partai yang hanya akan menjadikannya sebagai petugas partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.