Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Bahaya Radikalisme, Sekjen PDI-P: Mereka Gunakan Segala Cara Ganggu Indonesia

Kompas.com - 29/07/2022, 19:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto menyoroti bahaya radikalisme bagi keutuhan Indonesia.

Menurutnya, bahaya radikalisme itu harus disadari dan dihadapi bersama agar tidak menggerogoti bangsa.

"Bahaya paham radikalisme, mereka masuk dalam alam pikir, mereka direkonstruksi dalam budaya, pendidikan, menggunakan berbagai cara untuk mengganggu Indonesia,” kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Enggan Bicara Pencapresan Saat Ini, PDI-P: Jangan Buang Energi, Ada Momentumnya

Hasto menyatakan hal itu dalam Rapat Koordinasi Bidang Nasional (Rakorbidnas) Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta.

Hasto menilai, BBHAR PDI Perjuangan harus turut membangun kekuatan ideologi Pancasila agar masuk dan hidup dalam benak masyarakat Indonesia.

Caranya, BBHAR didorong untuk lebih aktif bergotong royong menjaga dan membumikan Pancasila dalam keseharian masyarakat, seperti dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Baca juga: PDI-P Sebut Calon Menpan-RB Pengganti Tjahjo Sudah Dibahas Megawati dan Jokowi

“BBHAR itu memiliki peran yang sangat penting, bagaimana membangun kekuatan ideologi Pancasila ini sehingga masuk dalam benak rakyat Indonesia,” ujar Hasto.

Ia menyatakan bahwa BBHAR harus berdiri di semua daerah di Indonesia.

Selain untuk mengadvokasi masyarakat, BBHAR juga diharapkan sebagai benteng hukum dalam menghadapi Pemilu 2024.

“Ada daerah yang belum bangun BBHAR, kami akan keluarkan instruksi. Partai juga harus percaya bahwa sengketa pemilu akan diselesaikan bersama BBHAR,” ungkapnya.

Baca juga: PDI-P DKI Berencana Buka Pendaftaran Bakal Caleg Pemilu 2024 pada Akhir 2022

Sementara itu, Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan DPP PDI-P Yasonna H Laoly sepakat bahwa paham radikalisme harus dilawan.

Dia meminta kader-kader BBHAR menjaga militansi dalam memperjuangkan ideologi Pancasila.

“Paham radikalisme terus kita hadapi. Saudara di daerah juga harus militansi pada partai dan ideologi, militansi dalam komitmen,” tegas Yasonna.

Sebagai informasi, BBHAR adalah salah satu badan PDI-P yang menggelar Rakorbidnas sesuai perintah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri serta amanat AD/ART partai untuk melakukan konsolidasi internal.

Baca juga: Sekjen PDI-P Minta Mardani Maming Kooperatif dan Taati Proses Hukum di KPK

Pelaksanaan Rakorbidnas ini diharapkan dapat mendukung kepemimpinan pusat PDI-P untuk memenangkan Pemilu 2024.

Peserta Rakorbidnas yang digelar pada 28-29 Juli 2022 ini adalah BBHAR Pusat PDI Perjuangan, serta BBHAR dari 34 provinsi yang diwakili kepala dan sekretaris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com