Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Para Haji di Pemberontakan Petani Banten 1888

Kompas.com - 25/07/2022, 15:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Masduki Baidlowi mengatakan, pengaruh seorang haji secara sosial dan politik di masa kolonial sangat luas.

Salah satu peristiwa yang menjadi bukti peranan haji untuk menentang penjajahan dan menggerakkan perlawanan rakyat adalah peristiwa pemberontakan petani Banten pada 1888 atau Geger Cilegon.

"Sejarah perlawanan petani Banten itu adalah perlawanan para haji," kata Masduki saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Masduki mengatakan, pengaruh seorang haji di masa kolonial sangat kuat dari segi politik dan sosial.

Baca juga: Jangan Panggil Saya Pak Haji

Sebab saat seorang Muslim melakukan perjalanan untuk menunaikan haji pada saat itu, maka taruhannya adalah nyawa.

"Itu kan perjalanan haji kan lama, perjuangannya juga hidup mati," ucap Masduki.

Menurut Masduki, banyak jemaah haji yang wafat di dalam perjalanan menuju Makkah di masa lampau.

Penyebabnya pun beragam. Mulai dari hilang atau tersesat, kelaparan akibat kehabisan perbekalan, dirampok, dan beragam faktor lainnya.

Selain itu, mereka yang pada masa itu menunaikan haji juga sambil memperdalam ilmu agama kepada sejumlah ulama di Tanah Suci.

Baca juga: Jumlah Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal di Arab Saudi Jauh Lebih Banyak daripada Malaysia

"Makanya orang-orang yang pulang haji dianggap daya hidupnya secara fisik lebih tinggi, secara batin secara keagamaan lebih unggul," ujar Masduki.

"Orang yang pulang dari haji sangat dihormati karena dia orang istimewa, baik secara ilmu agama maupun secara survival (bertahan hidup)," ujar Masduki.

Apalagi pada awal abad ke-20 mulai muncul berbagai paham perlawanan terhadap kolonialisme.

Salah satu paham yang berkembang saat itu adalah Pan-Islamisme. Para haji dari Hindia Belanda juga terpengaruh dengan paham itu saat belajar di Tanah Suci.

Alhasil ketika mereka kembali, pemerintah kolonial Hindia Belanda merasa cemas dan menyematkan gelar haji untuk mempermudah mengawasi orang-orang yang diperkirakan hendak memberontak.

Baca juga: Antrean Haji di Malaysia 141 Tahun, Apa Penyebabnya dan Bagaimana dengan Indonesia?

"Di zaman Belanda, haji diawasi dan dibatasi karena pengaruhnya sangat besar di antara rakyat," ucap Masduki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com