Seorang tokoh masyarakat setempat, Haji Wasid, memutuskan menebang pohon itu dengan alasan tidak ingin membiarkan praktik kemusyrikan menyebar di antara masyarakat.
Akibatnya, Haji Wasid diadili pada 18 November 1887.
Murid dan pengikut Haji Wasid semakin tersinggung saat mengetahui menara musala di Jombang Tengah dirubuhkan atas perintah Asisten Residen Johan Hendrik Hubert Goebels.
Goebels menganggap menara yang dipakai untuk mengalunkan azan mengganggu ketenagan masyarakat.
Karena berbagai kondisi itu para ulama dari Serang, Cilegon, hingga Tangerang mulai bertemu.
Baca juga: Masa Tunggu Haji di Malaysia 141 Tahun, Kemenag RI: Masyarakat Indonesia Lebih Beruntung
Tokoh-tokoh dalam pemberontakan itu adalah Haji Marjuki, Haji Asnagari, Haji Iskak, Haji Wasid, Haji Tubagus Ismail Haji Sa'is, Haji Sapiuddin, Haji Madani, Haji Halim, Haji Mahmud, Haji Iskak, Haji Muhammad Arsad, dan Haji Tubagus Kusen.
Serangan dimulai pada 9 Juli 1988 pada malam hari. Kelompok pemberontak dibagi menjadi 3.
Ada yang menyerbu penjara untuk membebaskan para tahanan, ada yang menyerbu kepatihan, dan ada yang menyerang rumah asisten residen.
Mereka adalah Henri Francois Dumas (juru tulis asisten residen), Raden Purwadiningrat (ajun kolektor), Johan Hendrik Hubert Gubbels (asisten residen Anyer), Mas Kramadireja (sipir penjaga Cilegon), dan Ulri Bachet (kepala penjualan garam).
Pemerintah pusat di Batavia yang mendengar kabar itu kemudian mengirim satu batalion pasukan infantri yang mendarat di Pelabuhan Karangantu. Selain itu, mereka juga mengirimkan pasukan berkuda atau kavaleri.
Baca juga: Saat Tiba di Indonesia, Jemaah Haji Embarkasi Palembang Akan Dites Kesehatan di Pesawat
Karena kalah persenjataan, para pemberontak yang bersenjatakan golok hingga tombak perlahan-lahan dipukul mundur dan ditangkap pasukan Hindia Belanda.
Pertempuran terus terjadi hingga para pemimpin pemberontakan Haji Wasid dan Haji Tubagus Ismail terdesak. Keduanya tewas dalam pertempuran.
Pemberontakan berakhir setelah 11 orang pemberontak yang ditangkap dihukum gantung. Sedangkan 94 orang lainnya dibuang ke berbagai tempat hingga ajal menjemput.
(Penulis: Widya Lestari Ningsih | Editor: Nibras Nada Nailufar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.