Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Para Haji di Pemberontakan Petani Banten 1888

Kompas.com - 25/07/2022, 15:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

Pemberontakan petani Banten 1888

Dalam sejarah, para petani di Banten tercatat beberapa kali memberontak terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Yakni pada 1850, 1888, dan 1926.

Akan tetapi, pemberontakan paling besar tercatat terjadi pada 9 Juli 1888.

Menurut buku Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirjo, sebelum pemberontakan terjadi, Banten mengalami berbagai musibah secara beruntun pada 1882 hingga 1884.

Musibah itu adalah kelaparan, meletusnya Gunung Krakatau, dan wabah penyakit sampar (pes) yang di antara hewan ternak, hingga konflik tanah.

Baca juga: Evaluasi Haji 2022 dan Kritik Pemerintah hingga DPR

Kelaparan terjadi karena musim kemarau berkepanjangan sehingga menyebabkan tanaman tidak tumbuh. Ditambah lagi dengan penyebaran pes yang membuat hewan ternak rakyat mati.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu memerintahkan supaya seluruh hewan ternak di Banten dibunuh, termasuk yang tidak terinfeksi.

Kebijakan itu membuat rakyat kecewa karena mereka juga tidak diberi ganti rugi.

Di sisi lain, kebijakan membunuh seluruh hewan ternak menimbulkan masalah baru. Sebab karena banyaknya jumlah hewan ternak yang dibunuh, tidak seluruh bangkainya bisa dikubur.

Alhasil banyak bangkai hewan ternak itu dibiarkan terbengkalai. Kondisi itu justru memicu penyebaran penyakit baru.

Baca juga: Kemenag: Total Jemaah Haji Wafat 64, Bertambah 2 Orang

Saat itu tercatat sebanyak 120.000 penduduk tertular penyakit pes, dan 40.000 di antaranya meninggal.

Penderitaan rakyat bertambah saat Gunung Krakatau meletus pada 1883 dan memicu gelombang tsunami setinggi 30 meter.

Akibat tsunami itu, wilayah Anyer, Merak, dan Caringin tersapu. Korban jiwa dilaporkan mencapai 22.000 jiwa.

Belum usai penderitaan, pemerintah kolonial menetapkan aturan pajak baru pada 1884 kepada penduduk. Mulai dari pajak tanah pertanian, pajak perdagangan, pajak perahu, pajak pasar, dan pajak jiwa, yang besarnya di luar kemampuan penduduk.

Selain itu, praktik korupsi di antara para pegawai pemerintah kolonial membuat amarah masyarakat semakin bertumpuk.

Baca juga: Pulang dari Tanah Suci, 2 Jemaah Haji Asal Magetan Dilaporkan Positif Covid 19

Di tengah segala kesulitan itu, masyarakat setempat yang masih mempercayai takhayul mulai memberi sesaji di sebuah pohon yang mereka keramatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com