Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi III DPR Minta Polri Sampaikan Hasil Otopsi Brigadir J secara Utuh

Kompas.com - 22/07/2022, 20:39 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Didik Mukrianto meminta Polri menyampaikan hasil otopsi jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J secara utuh pada publik.

Pasalnya, informasi yang tidak lengkap terkait kematian Brigadir J menjadi pemicu polemik berkepanjangan di masyarakat.

“Dengan informasi yang benar dan cukup pada publik, saya rasa penyidik akan mendapat masukan yang baik pula dalam mengungkap kasus ini,” tutur Didik pada wartawan, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Polri Sebut 7 Dokter Forensik dari Eksternal Ikut Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J

Menurutnya, menjadi wajar jika publik terus mendorong keterbukaan Polri dalam menangani perkara ini. Sebab, sejak awal masyarakat merasa ada informasi yang janggal.

“Maka wajar publik ingin tahu, agar tidak terjadi manipulasi, termasuk hasil otopsi,” sebutnya.

Didik meminta masyarakat tak perlu resah dengan kejanggalan hasil otopsi itu. Sebab pihak yang merekayasa hasil otopsi juga bisa terjerat hukum.

“Karena manipulasi hasil visum et repertum juga merupakan tindak pidana,” tandasnya

Sebelumnya, pada 12 Juli, Kapolres nonaktif Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto sempat menyampaikan hasil otopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Panglima Tegaskan TNI Siap Bantu Otopsi Jenazah Brigadir J: Ini Misi Kemanusiaan

Kala itu Budhi menuturkan ada 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar serta satu proyektil bersarang di dada Brigadir J.

Sementara itu, pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menuturkan, ada kejanggalan dari kematian Brigadir J.

Di antaranya, adanya luka bekas jeratan di leher almahrum.

Baca juga: Kasus Tewasnya Brigadir J, Pimpinan Komisi III Minta Polri Tak Buka Hasil Otopsi dan Rekaman CCTV Sepotong-potong

Selain itu, ia menduga kuku Brigadir J dicabut paksa saat masih hidup.

Temuan tersebut membuat Kamaruddin menduga bahwa kematian Brigadir J bukan diakibatkan oleh peristiwa tembak menembak dengan Bharada E, tapi pembunuhan berencana oleh sejumlah orang.

Adapun buntut peristiwa tewasnya Brigadir J membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan tiga anak buahnya.

Ketiganya adalah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.

Baca juga: Jika Ingin Dokter TNI Otopsi Ulang Brigadir J, Keluarga Diminta Ajukan Permohonan

Saat ini pihak kepolisian juga telah menyetujui permintaan keluarga untuk melakukan otopsi ulang.

Kasus dugaan ‘polisi tembak polisi’ itu juga telah mendapatkan perhatian Presiden Joko Widodo.

Jokowi meminta agar pengungkapan perkaranya dilakukan secara terbuka dan terang benderang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com