Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Omicron BA.2.75, Pemerintah Diminta Perkuat Testing dan Tracing

Kompas.com - 21/07/2022, 05:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus, pemerintah disarankan menggiatkan dan mempercepat proses testing dan tracing (penelusuran).

Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Hermawan Saputra, testing dan tracing adalah kunci supaya subvarian Omicron Centaurus tidak meluas.

"Selain memperkuat genome sequencing di pintu gerbang kedatangan internasional, (harus) melakukan testing dan tracing dengan cepat," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

"Di Indonesia kuncinya sebenarnya upaya testing dan tracing ini," lanjut Hermawan.

Baca juga: Ancaman Omicron BA.2.75 Serius, Semua Pihak Diminta Waspada

Hermawan mengatakan, kecepatan pemerintah dalam melakukan testing dan tracing terkait Covid-19 dinilai masih lemah. Bahkan cenderung kesulitan mengejar target.

"Karena ternyata ini yang kita lemah, jauh dari indikator yang paling ideal, 1:50. Bahkan yang pemerintah tetapkan 1:15 saja kita tidak bisa memenuhi atau keteteran dalam melacak kasus," ujar Hermawan.

Di sisi lain, Hermawan menyoroti rendahnya laju vaksinasi di Indonesia. Menurut dia hal itu semakin menambah kerumitan proses testing dan tracing Omicron Centaurus, di samping penanganan terhadap subvarian BA.4 dan BA.5.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dia sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penemuan kasus infeksi subvarian Centaurus.

Menurut dia, kasus BA.2.75 di Bali merupakan kasus yang berasal dari luar negeri (imported case), sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar adalah transmisi lokal.

Baca juga: Dinamika Covid-19 di Indonesia: Kasus Harian Tembus 5.000, Muncul Subvarian BA.2.75 Centaurus

"Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia," kata Budi dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022) lalu.

Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, sejauh ini ada tiga kasus BA.2.75 yang terdeteksi menjangkit warga negara Indonesia.

Kasus infeksi subvarian Centaurus di Indonesia terdeteksi sekitar satu pekan lalu melalui genome sequencing dari semua pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Meski penularannya lebih cepat dari varian Delta, menurut Dante tingkat keparahan infeksinya jauh lebih ringan, sama seperti di varian sebelumnya BA.4 dan BA.5.

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," kata Dante saat hadir dalam acara penyerahan Keppres Nomor 65/P Tahun 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).

Baca juga: Fakta-fakta Covid-19 Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus di Indonesia

Karena tingkat keparahannya termasuk dalam gejala ringan, Dante meminta masyarakat jangan terlalu khawatir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com